Jumat, 26 Januari 2018

Penemuan Prion, Membuka Pintu Tabir Alam Ghaib


Pasca penemuan Prion oleh ahli biologi Amerika Serikat (AS) Stanley Prusiner tahun 1997 telah membuka kebuntuan stagnasi sains selama 60 tahun lebih yang selama ini menganggap virus sebagai makhluk paling kecil di dunia. Virus dengan ukuran rata-rata 0,02 – 0,03 mikron meter (baca : 0,00000002 – 0,00000003 meter ) ternyata masih kalah lebih kecil lagi dari dua hasil penemuan Stanley yaitu viroid dan prion. Ukuran jenis viroid lebih kecil dari virus tapi masih kalah lebih kecil lagi dibandingkan prion. Namun kedua makhluk ini mempunyai sifat yang sama dengan virus yaitu sama-sama patogen (baca: parasit yang menimbulkan penyakit) pada makhluk hidup lain seperti manusia, hewan dan tumbuhan.
Penulis disini tidak bermaksud menjelaskan secara mendetail apa yang ditemukan oleh Stanley tersebut tapi sedikit memotivasi kita semua bahwa sedikit demi sedikit tabir alam ghaib (alam yang tak mampu dilihat kasat mata) semakin terkuak oleh teknologi manusia. Mulai dari penemuan bakteri, virus, viroid dan prion adalah suatu hasil penemuan yang sulit dilihat dengan mata normal manusia tapi membutuhkan alat canggih yang mampu memperbesar sekian ratus bahkan ribuan kali dari ukuran sebenarnya.
Pertanyaan ini tentu sangat menggelitik bagi kita terlepas dari pemahaman keagamaan manapun, namun secara logika penemuan-penemuan manusia memang semakin mengungkit keberadaan alam ghaib di sekitar kita. Alam ghaib tidak selalu diartikan sebagai alamnya jin dan para malaikat tapi dari asal katanya, definisi ghaib lebih dekat kepada alam yang sangat halus yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang (mata manusia normal). Dengan pembuktian keberadaan alam ghaib secara IPTEK tentu akan menambah motivasi keimanan bagi insan yang beragama dalam mengamalkan perintah tuhannya.
Penemuan-penemuan dari hasil IPTEK melalui bantuan mikroskop telah banyak membantu manusia mengetahui adanya alam lain di luar kasat mata manusia. Awal mulanya pada masa Aristoteles, manusia hanya mengenal kerajaan makhluk hidup atas dua dunia (kingdom) saja yaitu kingdom animalia (hewan) dan kingdom plantae (tumbuhan). Seiring perkembangan IPTEK, pendapat ini terus mengalami pergeseran melalui penemuan mikroskop dan kemajuannya.
Masa Ernst Haekel, kingdom makhluk hidup menjadi lebih bertambah atas empat kingdom yaitu; animalia, plantae, protista dan monera. Kelompok Protista merupakan kelompok yang memiliki membran inti sel (eukaryotik) dan umumnya bersel banyak tapi tidak mempunyai jaringan yang sudah terspesialisasi. Diantaranya diwakili oleh berbagai jenis amuba, plasmodium, euglena dan alga. Sedangkan kelompok Monera merupakan kelompok yang belum memiliki membran inti sel (prokaryotik) dan bersel satu yang diwakili oleh berbagai jenis Bakteri dan Cyanobacteria.
Masa Ernst Haekel, kingdom makhluk hidup menjadi lebih bertambah atas empat kingdom yaitu; animalia, plantae, protista dan monera. Kelompok Protista merupakan kelompok yang memiliki membran inti sel (eukaryotik) dan umumnya bersel banyak tapi tidak mempunyai jaringan yang sudah terspesialisasi. Diantaranya diwakili oleh berbagai jenis amuba, plasmodium, euglena dan alga. Sedangkan kelompok Monera merupakan kelompok yang belum memiliki membran inti sel (prokaryotik) dan bersel satu yang diwakili oleh berbagai jenis Bakteri dan Cyanobacteria.
Penemuan bakteri dan cyano bakteria ini sangat berbeda dari makhluk hidup lainnya karena tidak dilakukan melalui mata telanjang tapi melalui mikroskop yang dibuat pertama kali oleh Antonie Van Leuwenhock pada abad ke-19. Awal pembuatan, perbesarannya baru mencapai sekitar 40 kali hingga 400 kali tapi sudah mampu melihat bakteri yang berukuran panjang 1-10 mikron meter dan lebar 0,7-1,5 mikron meter.
Pada awal abad 20, mikroskop semakin terus dikembangkan hingga mencapai perbesaran 500 ribu kali dari ukuran sebenarnya. Hal ini merangsang ilmuwan untuk menemukan makhluk yang lebih kecil dari bakteri yaitu dengan ditemukannya virus. Meskipun cikal-bakal penemuan virus sudah terjadi tahun 1883 oleh Adolf Meyer namun kepastian pembuktian baru dilakukan tahun 1935 oleh Wendel Stanley. Mikroskop pada masa ini sudah jauh beda bentuknya dari apa yang dirancang oleh Antonie Van Leuwenhock dimana sudah beralih dari mikroskop cahaya ke mikroskop elektron.
Penemuan virus juga telah menghancurkan pendapat ilmuwan yang selama ini menganggap bahwa setiap makhluk yang hidup terdiri atas sel. Faktanya virus bukanlah sel tapi hanyalah terdiri atas asam nukleat (DNA/RNA) saja yang dibungkus oleh kapsid (protein). Selain itu, virus memiliki kekebalan terhadap antibiotik dan alkohol yang berbeda dengan sifat bakteri.
Tidak berhenti sampai disitu saja, mikroskop elektron terus mengalami perkembangan pesat dari sisi kemampuan perbesaran. Mikroskop Elektron terbaru saat sekarang sudah mampu melihat objek pengamatan dengan perbesaran sampai satu juta kali. Hasilnya, tahun 1997 kembali dunia dikejutkan dengan penemuan makhluk yang lebih kecil dari virus dan lebih ganas lagi yaitu viroid dan prion. Viroid berhasil ditemukan pada tanaman kelapa yang telah merusak dan mematikan lebih satu juta tanaman kelapa di Philipina. Sedangkan prion ditemukan pada jaringan otak sapi yang menimbulkan penyakit sapi gila di Washington, Amerika Serikat. Prion berukuran sangat kecil dari viroid dan virus. Bahkan sifat ganasnya juga sangat luar biasa karena menyerang jaringan syaraf pada hewan dan manusia. Pada manusia, prion telah menimbulkan penyakit kuru, yaitu kelumpuhan tiba-tiba pada suatu anggota keluarga hingga kematian dalam rentang waktu 3-12 bulan.
Virus yang tubuhnya mengandung DNA dan RNA ternyata sangat jauh berbeda dengan makhluk baru yang ditemukan ilmuwan peraih nobel ini. Viroid hanya mengandung potongan molekul RNA saja. Bahkan perbedaan yang sangat jauh terjadi pada prion yang tidak memiliki DNA dan RNA (baca: asam nukleat) sama sekali tapi memiliki kemampuan berkembang biak. Prion hanyalah sejenis protein yang memiliki kemampuan menginfeksi sel inangnya. Prion juga memiliki ketahanan terhadap radiasi, sterilisasi dan deterjen dimana kelompok virus tidak memiliki ketahanan terhadap semua itu.
Keberhasilan Stanley Prusiner menemukan viroid dan prion sama dengan proses Dimitri Ivanowsky dalam menemukan virus pada penyakit mozaik tanaman tembakau yang diduga disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil sebelumnya sampai akhirnya terbukti adanya makhluk jenis baru yang bernama virus. Sedikit berbeda dengan Stanley, semula dirinya menduga viruslah yang menimbulkan penyakit pada sapi gila dan tanaman kelapa di Philipina tapi setelah adanya pemakaian mikroskop elektron yang lebih canggih dari sebelumnya ternyata ditemukan makhluk yang lebih kecil dari virus, yaitu viroid dan prion.
Dari paparan penulis tentang proses penemuan makhluk tidak kasat mata diatas (bakteri, virus, viroid dan prion) dan perkembangan perbesaran mikroskop terkini, mungkinkah akan ditemukan lagi makhluk-makhluk yang lebih halus lagi dari viroid dan prion. Jika masa sekarang perbesaran mikroskop baru mencapai satu juta kali, mungkinkah 50 tahun atau 100 tahun yang akan datang perbesaran mikroskop akan lebih canggih lagi. Tentu teknologi mikroskop akan terus mengalami perkembangan dan kamajuan.
Lantas timbul pertanyaan di hati kita, mungkinkah manusia mampu melihat alam jin dan alam malaikat yang dalam pandangan ilmu agama berada pada alam ghaib, jika perbesaran mikroskop sudah mencapai titik klimaks yang memungkinkan. Pertanyaan ini tentu bukan dituju pada kita sekarang yang seakan tertawa sinis menjawabnya. Tapi anak-anak cucu kitalah nanti yang akan menjawabnya. Tugas kita saat ini hanyalah merangsang cara berpikir mereka untuk tidak cepat puas dengan apa yang telah ditemukan dan dihasilkan IPTEK masa sekarang.
Merangsang cara berpikir untuk mengungkap alam ghaib adalah sah-sah saja dalam dunia intelektual. Justru sikap seperti itu harus dimotivasi kepada anak-anak didik di sekolah agar mampu lebih banyak melakukan penemuan-penemuan baru dan mengungkap semua rahasia sang pencipta di atas dunia ini. Sudah selayaknya, seiring perkembangan IPTEK ini manusia semakin dekat dan tunduk pada Tuhan Sang Penciptanya, betapa sangat luar biasanya segala apa yang diciptakannya di alam ini. Dari makhluk paling kecil hingga terbesar mampu hidup secara sempurna di dunia ini.
Posted by : Sunandar,S.Si ( Guru Biologi MAS Pesantren Diniyyah Al Azhar Muara Bungo)
Tulisan ini pernah diterbitkan di Kolom Untukmu Guruku Koran Jambi Ekspres secara bersambung pada tanggal 17 dan 21 November 2009.

FLEKSIBELITAS NEGARA UNTUK KURIKULUM PESANTREN







Kurikulum pendidikan pesantren akhir-akhir ini semakin terancam. Kurikulum yang terlahir dari rahim asli pendidikan Indonesia ini makin kehilangan identitasnya disebabkan ketidakadilan negara yang lebih mengayomi kurikulum non pesantren di tengah kehidupan berbangsa. Persoalan bukan semata terjadinya perubahan pola dan media ajar tapi juga sudah merombak tatanan muatan materi kurikulum yang menjadi inti pendidikan karakter dunia pesantren. Perubahan pola dan media ajar barangkali sudah suatu konsekwensi keharusan mengikuti tantangan zaman, namun perubahan tatanan muatan kurikulum adalah suatu hal yang sangat berbahaya karena berdampak hilangnya kurikulum asli milik bangsa ini secara perlahan-lahan. Padahal kurikulum ini sudah melahirkan banyak tokoh besar dan para pahlawan negeri ini dalam memperjuangkan kemerdekan di masa lalu.
Munculnya Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud) No 59 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) adalah awal sebuah petaka yang merusak tatanan kurikulum pesantren. Permendikbud yang lahir sebagai pengganti Permendikbud No 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMA/MA secara substansial tidak mengalami banyak perubahan penting bagi pesanten. Dalam berbagai pelatihan kurikulum yang diadakan Badan Standarisasi Nasional Pusat (BSNP), dan instansi-instansi pendidikan terkait lainnya, sering ditegaskan kewajiban mengikat akan penerapan permendikbud no 59 tahun 2014 ini bagi semua instansi SMA/MA, termasuk unit SMA/MA dalam naungan pesantren.
Salah satu substansi Permendikbud No 59 tahun 2014 adalah adanya penetapan struktur muatan kurikulum dan jumlah beban belajar tatap muka yang harus diterapkan SMA/MA secara keseluruhan, termasuk yang berada dalam naungan pesantren. Sebanyak 42 sampai 44 jam  kewajiban beban mengajar SMA per minggu harus dipenuhi dan tambahan 10 jam bagi MA; mata pelajaran (mapel) Akidah Akhlak, Quran-Hadist, Fikh, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan Bahasa Arab. Dengan demikian total beban ajar tatap muka wajib bagi kurikulum SMA/MA berkisar 42 sampai 54 jam per minggu. Dengan total alokasi sebanyak itu, tentu akan mematikan ruang pengembangan kurikulum pesantren yang memiliki mapel tak kalah banyak dari kurikulum non pesantren. Muatan pelajaran pesantren meliputi seperti; Tafsir, Ilmu Tafsir, Hadist, Ilmu hadist, Musthalah hadist, Ushul Fikih, Nahwu, Sharaf, Tarikh, Balaghah, dan mapel agama lainya akan terancam tidak maksimal dalam proses pengajarannya. Tidak hanya itu, berbagai kegiatan pembiasaan dan pembinaan seperti; tahfizul quran, praktek ibadah amaliah, qiyamulail, praktek seni dan budaya keislaman, pendidikan kecakapan hidup, olah raga dan berbagai kegiatan ektrakurikuler lainnya juga ikut terancam tidak optimal.
Menyikapi realitas tersebut, banyak pesantren  akhirnya bertindak tidak menerapkan Permendikbud no 59 tahun 2014 seutuhnya. Contoh kasus; mapel Seni budaya, Ketrampilan, dan Pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes) yang menjadi tuntutan wajib kurikulum SMA/MA ditiadakan dalam proses jam tatap muka formal pesantren tapi dialihkan pada saat kegiatan ekstrakurkuler sore hari saja. Beban ajar mapel Pendidikan Kewarganegaran (PKn), Bahasa Indonesia dan beberapa program IPA/IPS dikerucutkan menyesuaikan masuknya beberapa mapel kurikulum pesantren ke dalam jadwal formal. Dan masih banyak kebijakan sengaja lainnya yang dilakukan bertujuan mengamankan keberlangsungan kualitas muatan kurikulum pesantren bisa berjalan optimal sesuai tuntutan kualitas pesantren.
Keinginan diharapkan kurikulum negara sebenarnya adalah adanya penggabungan secara utuh kurikulum SMA/MA dengan kurikulum pesantren tanpa melanggar permendikbud. Namun solusi ini tidak tepat karena tidak akan bisa berlangsung secara efektif di lapangan. Suatu hal mustahil dipaksakan mengingat banyaknya alokasi muatan materi pelajaran SMA/MA yang diberikan meskipun dunia pesantren sendiri dianggap memiliki alokasi waktu lebih banyak dibandingkan kurikulum non pesantren, sebab santri di asramakan. Namun realita di lapangan, alokasi waktu itu tetap sangat sempit bagi ruang pengembangan kurikulum pesantren karena ada banyak materi kurikulum pesantren yang sudah mengalami perubahan pola dan media ajar mengikuti sistem pendidikan formal saat ini. Jika selama ini sering menggunakan metoda sorogan (setoran individual) dan wetongan (berkumpul melingkari guru) maka sekarang secara perlahan beralih mengikuti pola belajar formal menggunakan papan tulis dan media ajar lainnya dalam ruang kelas seperti yang dilakukan pada kurikulum SMA/MA.
 Tak dapat dipungkiri, persoalan diatas muncul karena pondok pesantren memiliki jenjang SMA/MA, sehingga suka tidak suka harus mengikuti kurikulum yang ditetapkan permendikbud No 59 tahun 2014 ini. Jika ditelusuri jauh kebelakang lagi, kemunculan kurikulum SMA/MA ini adalah suatu bentuk keterpaksaan pesantren mengayomi para santrinya menghadapi kebijakan negara yang lebih mengutamakan penerimaan pegawai negara dan kemudahan lapangan kerja bagi para lulusan berijazah negeri (baca: SMA/MA). Lulusan pesantren mengalami kesulitan bersaing karena peluang diberikan negara sangat sempit dimana lebih mengutamakan para lulusan pendidikan SMA/MA ketimbang para ahli ilmu agama kepesantrenan. Realita inilah menyebabkan pesantren bersikap fleksibel memunculkan kurikulum SMA/MA agar bisa mempertahankan eksistensinya dalam kehidupan bernegara.
Sikap fleksibel pesantren memasukan kurikulum SMA/MA ini seharusnya patut diapresiasi dan disambut positif oleh negara. Keterpaduan kurikulum pesantren dan non pesantren ini sebenarnya adalah suatu tuntutan realita UU No 20 tahun 2013 Bab X pasal 36 yang sedang dijalankan dunia pesantren. Pada prinsipnya kurikulum disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan aspek; a) peningkatan iman takwa, b) peningkatan akhlak mulia, c) peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik, d) keragaman potensi daerah dan lingkungan, e) tuntutan pembanguna daerah dan nasional, f) tuntutan dunia kerja, g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, h) agama, i) dinamika perkembangan global, dan j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, sikap fleksibel pesantren terhadap kurikulum SMA/MA telah memenuhi secara langsung semua aspek yang dikehendaki UU tersebut
Negara sudah seharusnya menyelamatkan keterlaksanaan utuh kurikulum pesantren di negeri ini. Memberikan ruang pengembangan dan pengakuan adalah suatu bentuk apresiasi negara dalam melindungi kurikulum asli yang telah banyak melahirkan para tokoh besar dan pahlawan negeri ini yang dihargai tidak hanya dalam negeri, regional bahkan di tingkat internasional. Sebutlah, Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, KH. Hasyim Asyari, Buya Hamka, KH Ahmad Dahlan, Rahmah El Yunusiah, H Rasuna Said, dan lain sebagainya. Beberapa tokoh masa sekarang seperti Prof. Dr Din Syamsudin, Dr Hidayat Nur Wahid, KH. Hasyim Muzadi juga tak terlepas dari binaan pesantren. Bahkan Presiden RI ke-3 KH Abdurrahman Wahid juga merupakan produk tulen dunia pesantren. Artinya, produk pesantren terbukti memiliki peran yang tidak bisa diremehkan. Meremehkan produk pesantren sama halnya meremehkan jerih payah para tokoh tersebut yang telah berbuat banyak bagi negeri ini.
Memberikan ruang fleksibelitas penerapan permendikbud No 59 tahun 2014 adalah sebuah solusi terbaik bagi kurikulum pesantren. Diperlukan revisi Permendikbud ini, khususnya bagi penerapan kurikulum SMA/MA dalam naungan pesantren. Alokasi beban ajar 44 sampai 52 jam per minggu telah membelenggu hampir 75 % pengembangan muatan kurikulum pesantren. Negara bisa memberikan dan menetapkan porsi alokasi struktur dan waktu beban ajar sekitar 20 sampai 30 jam per minggu bagi kurikulum SMA/MA pesantren. Porsi itu diberikan bagi muatan kurikulum wajib SMA/MA karena pentingnya keterlaksanaannya pada Ujian Nasional (UN) dan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) bagi negara setiap akhir tahun ajaran. Selanjutnya, sisa alokasi waktu bisa dimaksimalkan pesantren dengan mengembangkan materi kurikulum lainnya yang bersumber dari berbagai kitab klasik (kitab kuning) dan kegiatan pembinaan kualitas pesantren.
Fleksibelitas negara untuk kurikulum pesantren dengan memberikan ruang kelonggaran pengembangan struktur muatan kurikulum dan beban mengajar bukanlah sesuatu hal yang perlu dikuatirkan terhadap kualitas bangsa. Beberapa tahun terakhir, beberapa pesantren justru telah mampu membuktikan kemampuan bersaingnya terhadap kurikulum SMA/MA non pesantren. Santri MA Pesantren Husnul Khotimah Jawa Barat berhasil meraih medali emas ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2015 bidang Geografi. Begitu juga dengan MA Pesanten Darul Mursyid Sumatera Utara yang juga berprestasi meraih medali perunggu OSN bidang kebumian. Artinya, negara tidak perlu lagi kuatir akan kualitas pengembangan kurikulum pesantren. Memberikan kebebasan pesantren mengembangkan kurikulum SMA/MA dengan caranya sendiri adalah cara terbaik menjaga keaslian kurikulum pesantren yang sudah mengakar di negeri ini jauh sebelum Indonesia merdeka.
Dan sebuah realita yang tidak bisa terelakan bahwa negeri ini sejak dulu sudah mengembangkan dua model kurikulum yaitu kurilum pesantren dan non pesantren. Kurikulum pesantren sebagai warisan asli dan kurikulum non pesantren yang dikembangkan dari penjajahan Belanda. Hanya saja, selama ini negara baru mengakui secara resmi penerapan bagi kurikulum nasional adalah hanya kurikulum SMA/MA semata dalam berbagai penerimaan pegawai negara dan lapangan kerja. Sudah seharusnya negara mengakui dua kurikulum sebagai suatu bentuk keadilan dan menjadi bagian sistem kurikulum nasional yang dibakukan karena kurikulum pesantren telah ikut menyumbangkan kemajuan bangsa ini sejak lama.
Terakhir, negara harus berkomitmen memperjuangkan fleksibelitas kurikulum pesantren ke dalam sistem kurikulum nasional melalui permendikbud secara resmi. Dalam Batang Tubuh UUD 1945 pasal 28 C ayat 1 bahwa “setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Dilanjutkan dengan ayat 2 setiap orang berhak untuk memajukan dirinya memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan Negara. Dengan demikian, dunia pesantren juga memiliki hak dalam mengembangkan kurikulumnya sendiri sebagai suatu cara dalam membangun bangsa ini dengan keunikan dan kekhasannya sendiri. Dan ini akan menjadi bagian kekayaan sistem kurikulum nasional yang dapat membentuk karakter unggul generasi bangsa dalam menghadapi ragam tantangan zaman.(*)
Posted by. Sunandar,S.Si
(kepala MAS Pesantren Diniyyah Al Azhar Muara Bungo-Jambi)

Rabu, 17 Mei 2017

TERUSLAH BERBUAT MESKI HANYA TINGGAL KAU SENDIRIAN
KARENA SUDAH TAKDIR ALLAH, KITA UNTUK SALING MENINGGALKAN
KECUALI YANG SELALU BERBUAT ATAS DASAR KARENA "DIA"

 

Kamis, 22 September 2016

PROFIL LENGKAP SUNANDAR,S.Si

BIODATA KU



  • Nama         : SUNANDAR,S.Si
  • Agama       : Islam
  • TTL           : Muara Bungo, 2 Juli 1982
  • Email          : katiksimajolelo@gmail.com  atau  sunan_10@rocketmail.com
  • Alamat       : Perumahan Keyla VI Blok I No. 6, Kelurahan Pasir Putih, Kec. Rimbotengah, Kab. Bungo-Provinsi Jambi.
  • Nama Orang Tua   
      • Ayah  : Nuardi 
      • Ibu     : Asnida
  • Status        : Sudah berkeluarga
      • Istri   : Aliyah, S.S
      • Anak : 
        • Aisha Raudhatul Jannah
        • Annisa Raudhatul Jannah
  • Golongan Darah : A 
  • Suku          : Minang ( dari garis keturunan Ibu) dan Melayu Jambi (dari garis keturunan Ayah)
  • Gelar Adat  : Katik Simajolelo
  • Motto         : Ikhlas dan Teruslah Berbuat...
  • Riwayat Pendidikan :
      • TK Darul Falah Sigando Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (1988 s.d1989)
      • SD N 08 Ganting  Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (1989s.d 1995)
      • SMP N 1 Padang Panjang, Sumatera Barat (1995 s.d 1998)
      • SMA N 1 Padang Panjang, Sumatera Barat (1998 s.d 2001) 
      • S1 Jur. Biologi FMIPA Universitas Andalas Padang ( 2001 s.d 2006)
      • S2 Biologi Pasca Sarjana Universitas Andalas ( 2010 s.d......)
  • Riwayat Organisasi
      • Pengurus Ikatan Mahasiswa Bungo Tebo (IMBT) ( 2001-2003)
      • Sekretaris Himpunan Mahasiswa Biologi  FMIPA Universitas Andalas  ( 2003-2004)
      • Ketua Komisi Pemilihan Umum/KPU BEM FMIPA UNAND (2004)
      • Sekretaris BEM FMIPA Univesitas Andalas ( 2005-2006)
      • Pengurus Ikatan Lembaga Mahasiswa (ILM) MIPA Wil. Sumatera ( 2005-2006)
      • Pengurus Forum Ukhuwah Peduli Bungo (FUPB) ( 2005 s.d 2007)
      • Wakil Sekretaris DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kab. Bungo ( 2008-2009)
      • Deklarator Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) Kab. Bungo ( 2009-2010)
  • Riwayat Pekerjaan
      • Guru Privat Agama Islam Yayasan Amalia Syukro, Kelurahan Jati, Kota Padang (2006)
      • Kasir Zagalo Swalayan, Purus, Kota Padang ( 2006)
      • Marketing Bimbel Ganesha Djakarta, Siteba, Kota Padang (2006)
      • Wartawan Radar Bute Jawa Pos Group ( 2007)
      • Pengajar Biologi MTs Nurul Islam Sungai Mingkuang ( 2007-2009)
      • Tentor Biologi SMP/SMA Bimbel Primagama Cab. Muara Bungo (2008-2009)
      • Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Muara Bungo ( 2007 s.d 2010)
      • Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Muara Bungo ( 2010 s.d 2016)
      • Kepala SMP IT Al Azhar 3 Muara Bungo Yayasan Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo-Jambi ( 2011-2015)
      • Kepala MAS Diniyyah Muara Bungo, Yayasan Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo-Jambi ( 2015 s.d sekarang)
  • Pelatihan Yang Pernah Diikuti
      • Islamic Training In Nature/ISTANA Forum Studi Islam (FSI) FMIPA Universitas Andalas
      • Dauroh Marhalah I Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komsat Eksakta Universitas Andalas, Padang
      • Pendidikan dan Latihan (DIKLAT) Jurnalistik FMIPA Universitas Andalas.
      • Pelatihan Karya Ilmiah, Kreasi Cerdas Ilmiah (KCI) FMIPA Universitas Andalas
      • Pelatihan Kurikulum 2013 bidang studi IPA SMP tk. Kabupaten Bungo (Diknas)
      • Pelatihan Kurikulum 2013 bidang studi IPA SMP tk. Provinsi Jambi (Diknas)
      • Pelatihan Kurikulum 2013 khusus Kepala SMP tk. Provinsi Jambi (Diknas)
      • Pelatihan Kurikulum 2013 bidang studi Biologi tk. Kab.Bungo (Kemenag)
      • Diklat Peningkatan Mutu Guru Biologi MA tk. Provinsi Jambi ( Kanwil Diknas)
SEKIAN

Jumat, 19 Agustus 2016

PERJALANAN PRESTASI BIOLOGI DI PONPES DINIYYAH MUARA BUNGO


Sejak pertama dibukanya program jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Diniyyah Muara Bungo tahun 2008, sudah banyak prestasi peserta anak didikku dalam bidang studi Biologi. Berikut Catatan Waktu dan Nama dari beberapa peristiwa yang sudah terangkum sejak tahun 2009 s/d sekarang.

  • Tahun 2009 : Adityo Okta Pratama (kelas X MAS Diniyyah) sukses meraih juara III Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) tk. SMA/MA se-Kab. Bungo,  Bidang studi Biologi
  • Tahun 2010 : Rezki Andhika ( Kelas VIII MTs Diniyyah sukses meraih juara III Pra Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Biologitk. SMP/MTs se- Kab. Bungo
  • Tahun 2011 : Maysaroh Syafaatin (kelas XI MAS Diniyyah Muara Bungo) sukses meraih juara I Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Biologi tk. SMA/MA se-Kab. Bungo
  • Tahun 2011 : Joko Susilo (Kelas XI MAS Diniyyah) sukses masuk finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Biologi tk. SMA/MA se-Sumatera yang diadakan oleh Hima Biologi Universitas Andalas Padang
  • Tahun 2011 : Elfia Nora dan Rodhiah Z (Kelas XI MAS Diniyyah ) sukses juga menembus babak finalis Lomba Karya tulis ilmiah (LKTI) Biologi tk. SMA/MA se-Sumatera di Hima Biologi Universitas Andalas Padang
  • Tahun 2011 : Joko Susilo, Yulia Gustina dan Efi Purwanti menerima penghargaan keikutsertaan dalam Olimpiade Peneliti Siswa Indonesia (OPSI) Kemendikbud RI bidang penelitian Biologi
  • Tahun 2012 : Maysaroh Syafaatin (Kelas XII MAS Diniyyah Muara Bungo) sukses meraih juara 3 Olimpiade Biologi tk. SMA/MA se-Provinsi Jambi yang diadakan oleh Hima Biologi IAIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi.
  • Tahun 2012 : Tim Biologi yang diketuai oleh; Ila Wahyuni, dan beranggotakan: Sri Hartati, Risma, dan Dian Aulia Triyuska sukses meraih juara I Kingdom Games Biologi tk. SMA/MA se-Provinsi Jambi yang diadakan oleh Hima Biologi IAIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi
  • Tahun 2013 : Nurul Jannatul Yusofi (Kelas VIII SMP IT Al Azhar 3 Muara Bungo) berhasil lolos mewakili Kab. Bungo ke Olimpiade Sains Provinsi (OSP) Bidang Biologi.
  • Tahun 2014 : Nurul Jannatul Yusofi, Diah Tri Andini, dkk berhasil  meraih juara 1 LKTI Biologi tk. SMP/MTs se-Indonesia di Hima Biologi Universitas Andalas Padang
  • Tahun 2014 : Nurul J. Yusofi, Lela Rahmawati dan Haryuni Husna sukses menembus babak final Olimpiade Sains Biologi tk. SMP/MTs se-Provinsi Jambi di SMA N Titian Teras Jambi
  • Tahun 2014 : Ade Randa, Tri Ulfa, Haryuni H, dkk, meraih juara 1 Kingdom Games Biologi tingkat SMP/MTs se-Provinsi Jambi di Hima Biologi IAIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi
  • Tahun 2015 : Muhammad Ariq Daffa (Kelas VIII SMP IT AL Azhar 3 Muara Bungo) sukses meraih juara 2 Olimpiade Sains Biologi tk. SMP/MTs se-Provinsi Jambi di SMA Xaverius I Jambi.
  • Tahun 2015 : Muhammad Ariq Daffa sukses meraih juara 2 Olimpiade Sains Jambi Ekspress tk. SMP/MTs se-Kab. Bungo di SMP N 1 Muara Bungo
  • Tahun 2015 : M. Ariq Daffa meraih juara 3 Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Biologi tk. Kab. Bungo dan mewakili kabupaten ke ajang Olimpiade Sains Provinsi (OSP) Jambi
  • Tahun 2015 : M. Ariq Daffa meraih juara 3 Olimpiade Sains Biologi tk. SMP/MTs se-Sumatera pada ajang SOCHA MAN Insan Cendekia Jambi
  • Tahun 2015 : M. Ariq Daffa meraih juara 3 Olimpiade Sains Biologi tk. SMP/MTs se-Kab. Bungo di SMA N 2 Muara Bungo
  • Tahun 2016 : Ulul Azmi dan Chika Anugrah (Kelas X MAS Diniyyah) Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Biologi tk. SMA/MA se-Indonesia di Hima Biologi Universitas Andalas Padang
  • Tahun 2016 : Siti Aisah (Kelas XI MAS Diniyyah) berhasil meraih juara 3 Kompetisi Sains Madrasah (KSM) bidang studi Biologi tk. MA se-Provinsi Jambi
  • Tahun 2016 : Siti Aisah, Juara 2 Ice Breaking Olimpiade Biologi IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi  
  • Tahun 2016 : Siti Aisah, Juara 1 Olimpiade Biologi Goes To Singapore Seleksi Kab. Bungo 
  • Tahun 2016 : Siti Aisah, Juara 3 Olimpiade Biologi Goes To Singapore Seleksi Provinsi Jambi

Semoga terus berlanjut untuk para anak didikku dimana saja berada...!!!
Salam Biologi !!


 
                           Juara 1 & 3 di IAIN STS Jambi           Juara 1 LKTI Biologi di UNAND

Juara 2 Biologi di SMA Xaverius Jambi


Siti Aisah, Juara 2 Ice Breaking Biologi IAIN STS Jambi

CERPENKU : MERAIH MIMPI KE NEGERI SAKURA

By. Sunandar,S.Si

Sudah tiga minggu perkuliahan semester III ini  berjalan. Sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan kehadiran beliau di kampus. Walau di angkatan kami, ada Cici yang pernah menjadi teman yang sama sekolah semasa beliau di SMA N I Curup dulu , tapi tetap dia tidak mengetahui sama sekali kabar tentang anak itu. 

" Ardi itu tinggal di Desa Tebat Tenung Dalam Bermani Ulu, sangat jauh dari tempat tinggalku . Jadi kami jarang ketemu," terang Cici, ditanya Budi di sela-sela rapat angkatan Biologi 2001 Universitas Andalas siang ini.

Budi yang merupakan komting (baca:ketua angkatan) merasa terbebani akan ketidakhadiran Ardi selama ini. Para Dosen dan senior terus menanyakan padanya tapi tidak ada jawaban pasti alasan yang tepat kenapa cukup lama absen di perkuliahan ini. Tradisi kami, pertanyaan senior biasanya dianggap sangat menyudutkan  wibawa komting karena dinilai tidak mampu memimpin angkatannya. Inilah yang memotivasi beliau mengumpulkan kami hari ini.
Dalam rapat aku menyampaikan persoalan yang dihadapi Ardi selama ini mulai dari kesulitan ekonomi hingga ketidakhadirannya dalam berbagai pertemuan para mahasiswa Biologi yang dianggap wujud ketidak kompakan angkatan kami. Semuanya sangat tertegun kala mendengarkan ceritaku.

" Kuliahnyo terancam putuih,  soalnyo adik dio baru tamaik SMP, nak nyambuang ke SMA," ungkapku sedikit berhati-hati berbicara.

"Tapi blum adokan alasan pasti, gara-gara itu Ardi dak hadir ka kampus," tukas Budi seakan belum begitu percaya sepenuhnya apa yang kusampaikan. 

"Boleh jadi alasan tu mah...tapi inyo dak pernah tabukak selamo ko, mungkin cuma ka putra se mah nampaknyo,"  jelas Deni meyakinkan.

"Apo nan biso kito lakukan, apo perlu  iuran agar inyo bisa  ke Padang", tanya Budi menyikapi semuanya

"Iyo...kita iuran se lah, bukti solidaritas kito ka kawan seangkatan mah !!!" ungkap Rita dan Tati serentak

" Tapi Kita harus pikir matang dulu, kalo mau iuran,  jelas batas sampai kapan selesainya. Tidak mungkin biaya hidup dan kuliahnya kita tanggung pula nanti," ujar Budi sedikit keberatan.

"Lagian juga, masalah Ardi itu belum pasti," sambung Eni seakan mendukung Budi.

Begitulah suasana rapat sore itu. Akhirnya tak ada putusan konkrit selain menunggu persoalan pasti yang melanda Ardi. Berbagai perdebatan terjadi, perlu atau tidaknya membantu tapi karena sudah terlalu sore, rapat dipending tanpa putusan yang jelas.Akupun pergi meninggalkan ruang rapat.

" Eh, ada bawa kadal untuk praktek sore ini put", ujar Arif dengan raut panik tiba-tiba ketika bertemu aku dikoridor mushalla FMIPA UNAND sore itu. Kuakui, sore ini kami akan melakukan praktikum anatomi hewan. Para asisten yang didominasi senior tidak akan mentolerir mahasiswa juniornya yang tidak membawa objek praktikum untuk ikut perkuliahan. 
" Ah, aku tidak sempat mikir kadal lagi rif, tengok ajalah nanti. Aku lagi mikir si Ardi seharian ini, Kasihan dah hampir sebulan kawan kita ga masuk kuliah, " ujarku sedikit cuek merespon pertanyaan mahasiswa asal Jakarta ini

"Iya deh..iya deh,"cetusnya sedikit kesal kemudian berjalan meninggalkanku.

Aku terus menuju Mushalla tanpa hiraukan lingkungan sekitar. Setelah berwudhu, melaksanakan sholat Zuhur yang sempat terlalaikan gara-gara rapat tadi. Bagiku, mushalla adalah tempat tepat untuk menenangkan pikiran. Selain itu, tempat ini juga sering aku gunakan bersama Ardi menjadi tempat diskusi selepas sholat. Kami sering diskusi dan bercerita tentang banyak hal. Mulai dari persoalan kuliah hingga masalah pribadi.
Ardi pernah bercerita banyak tentang kehidupan orang tuanya berpenghasilan rendah yang digunakan untuk menafkahi  tujuh orang kakak dan membiayai kuliah dirinya serta adik yang masih kelas IX SMP Negeri  3 Curup Bengkulu.. Bermodal kerja menjadi buruh di perkebunan kelapa sawit, orang tuanya berusaha membantu pendidikan anak-anaknya sebaik mungkin. Ardi sendiri merupakan satu-satunya yang mengecap pendidikan kuliah, dibandingkan kakak-kakaknya yang hanya tamat SMP dan SMA saja.
Terkadang pernah sempat aku lihat raut kesedihan, saat dirinya kehabisan biaya bulanan. Beruntung dirinya sangat rajin berpuasa Senin- Kamis, dan bahkan pernah juga berpuasa Nabi Daud (sehari puasa, sehari lepas) jika dalam kondisi krisis keuangan bulanan. Aku sebagai teman beliau, terkadang ikut membantu di saat kondisi biayaku masih memungkinkan.
****

Hari ini aku bahagia sekali. Barusan tadi pagi aku membuka rekening bank-ku,  ternyata orang tuaku sudah mengirimkan biaya untuk sebulan kuliahku ke depan. Alhamdulillah, orang tuaku tidak punya masalah serumit Ardi. Jumlahnya mencukupi, cukup untuk biaya kos dan biaya sehari-hariku di Kota Padang selama sebulan. Jika bersisa, aku memilih membeli buku-buku yang bermanfaat seperti buku agama dan buku motivasi yang bisa membantu pengembangan kematangan diriku.
Tidak seperti biasa, hari ini aku memang sengaja datang agak cepat ke kampus, karena jadwal kuliah dimulai agak siang dari hari biasa, sekitar jam 10.00. Sengaja aku turun dari bus kampus di halte Fakultas Ekonomi, berjalan menyusuri lorong-lorong Universitas dan menatapi keindahan alam hutan Limau Manih. Kampus ekonomi merupakan gedung pertama yang selalu dilewati bus kampus, jika masuk ke kawasan Universitas Andalas. Kampus terakhir adalah Politeknik. Kampus FMIPA yang merupakan lokasi jurusanku, cukup jauh dari Fakultas ekonomi. Butuh perjalanan 20 menit untuk melewati koridor kampus.
Pukul 08.30 WIB, aku sudah mulai melihat portal dan papan nama Jurusan Biologi dari kejauhan tapi aku belum berminat ke sana. Aku sengaja menuju ke Mushalla FMIPA terlebih dahulu guna melaksanakan sholat Dhuha. Bagiku, sholat 2 rakaat cukup membantu menjaga ketenanganku sebelum masuk ruang kuliah.  10 menit kuhabiskan untuk sholat Dhuha. Setelah berdo'a, aku bersiap-siap kembali menuju tujuan lokasi utamaku, jurusan Biologi FMIPA UNAND.
Dari jarak  tidak terlalu jauh, papan jurusan Biologi sebenarnya bisa dilihat. Kuberjalan menuju ruang tamu. Dari kejauhan kulihat sosok seseorang yang duduk lemas sambil membaca koran yang ada di sana. Sengaja aku menatap ke depan, melihat siapa gerangan yang sudah sampai duluan , sebuah ruang yang sering digunakan para mahasiswa Biologi untuk berkumpul sebelum masuk kuliah. Tidak bisa kulihat jelas wajahnya, tapi aku yakin itu adalah mahasiswa Biologi karena memang itu telah menjadi kawasan jurusan kami.
Semakin dekat, aku semakin penasaran memperhatikan sosok itu, karena hampir mirip Ardi Cendana yang jadi perbincangan kami selama ini. Dalam jarak sekitar 10 meter, aku tertegun dan langsung berlari bahagia teramat sangat.
" Ardiiii !!!!, teriakku sambil berlari.
" Eh,...Ondeh, apak Putra mah….," teriaknya sambil menoleh dan berjalan menujuku tersenyum.
"Apa khabarnya, kok dak pernah muncul di kampus," tanyaku basa-basi sembari mengajak kembali ke tempat duduk tadi.
" Dak do pak, cuma palapeh taragak jo urang tuo di kampung," ungkapnya sambil ketawa meniru logat Padang yang bukan kebiasaannya.
" Serius pak," tanyaku sedikit tak percaya melihat raut wajah ketawanya dengan bola mata hampa, penuh keterpaksaan menutupi masalah yang dihadapi. Setelah berkali-kali aku mencoba mengungkit, akhirnya beliau bersedia untuk menceritakan.
" Aku disuruh berhenti kuliah put…karena adikku sudah mulai akan masuk SMA tahun ini, Bapak tidak sanggup lagi memikul biaya” tuturnya dengan lidah agak keberatan.
“ trus kamu mau ardi, “ujarku sedikit terkejut.
“ Ga, aku tidak mau.  Aku akan berusaha mati-matian untuk sukses walau harus mengorbankan diri menyelesaikan kuliah,”ungkapnya dengan nada tegar.
Sulit memang, selain memikirkan biaya kuliah, Ardi juga harus memikirkan biaya kos-an dan biaya hidup dirinya di kota Padang yang sangat tinggi. Cukup lama kami berdiskusi pagi itu. Dari kejauhan sudah terlihat, Oki dan Tono berlari menuju ke arah kami. Sepertinya baru menyadari  kehadiran sosok Ardi dari kejauhan. Pukul 10.00, semua teman sudah berdatangan. Mereka bersalaman dan bertanya banyak pada Ardi tapi beliau hanya menjawab, kerinduan di kampung telah hampir melupakan dirinya untuk ke Padang.
****
" InsyaAllah, jurusan akan merekomendasikan anda menerima Beasiswa Bank Indonesia Untuk Mahasiswa Berprestasi tahun ini, mudah-mudahan bisa membantu meringankan biaya hidup selama semester 5 dan 6 ini " ungkap ketua Jurusan Biologi Pak Prof. Dr.Anton,M.Si saat Ardi mengeluhkan kendala yang ia hadapi di ruang jurusan pagi itu.
Diakui, dengan nilai IPK yang rata-rata 3, 75 telah memberikan kepercayaan banyak orang akan kualitas dirinya. Bahkan beberapa dosen, banyak menitipkan anak-anaknya untuk belajar privat bersama Ardi. Tentu saja honor yang didapatkan lumayan untuk mengurangi beban biaya hariannya.
Sukses mendapatkan beasiswa , dirinya tak mau berleha-leha lagi. Selain fokus kuliah, dirinya juga aktif dalam kegiatan organisasi dan jurnalistik (menulis).  Hobi menulis ia dapatkan pada masa SMA. Di sela-sela kesulitan ekonomi kala itu, dirinya masih bisa mempertahankan rangking 3 besar di sekolah serta sukses mengharumkan nama sekolah dalam lomba menulis cerpen remaja sebagai peserta terbaik tingkat Provinsi Bengkulu tentang Impianku ke Negeri Sakura. Prestasi menulis cerpen kembali berhasil ia dapatkan, ketika cerpennya tentang Kekasih Malam, diterbitkan oleh Majalah Annida tahun 2005.
Walau aktif mencari tambahan biaya hidup di Kota Padang, Ardi tetap bisa menempatkan diri untuk fokus kuliah. Bahkan kepercayaan dosen juga semakin bertambah akan kualitas dirinya. Tahun 2004, dirinya dimasukan sebagai salah satu tim pembina Training Sains Centre yang menangani dunia Olimpiade Sains Nasional (OSN) untuk SMP dan SMA tingkat Sumatera Barat.  Berkat kegigihan, keuletan dan keilmuannya yang luas, siswa didikannya yang bernama Ihsan asal SMA N 1 Padang Panjang berhasil mendapatkan medali emas tingkat Nasional dan medali perak pada ajang International Biology Olympiad (IBO) tahun 2005 di Beijing, China.
Kemampuan mengajarnya sangat bagus, karena pemahamannya luas dan juga sangat rajin membaca ragam buku pelajaran. Dengan banyak prestasi dan IPK yang tinggi, ternyata tidak menjadikan dirinya sombong. Bahkan rutinitas puasa Senin dan Kamis serta berjalan sepanjang 2 Km setiap hari menuju kampus tetap dilakukan. Karena baginya, sewaktu-waktu bisa saja biaya kuliahnya terganggu jika terlalu boros dengan anggaran.
Berkat kegigihannya, pertengahan tahun 2005 Putra sukses menyelesaikan kuliah S1-nya dengan IPK 3,79 berstatus lulusan terbaik UNAND. Ini menjadi daya tarik Wakil Gubernur Sumatera Barat Prof. Dr Marlis Rahman, M. Sc kala itu,  membantu Putra melanjutkan studi S2 melalui pemberian Beasiswa Mahasiswa Berprestasi di kampus yang sama. Dalam tempo 1 tahun 8 bulan, tahun 2008 studi S2 ia selesaikan dengan predikat lulusan terbaik S2 UNAND dengan IPK 4,00.
Kebahagian Ardi semakin bertambah, saat dilaksanakannya tes CPNS Dosen Biologi UNAND tahun 2008, dimana dirinya berhasil lulus sebagai salah satu peserta yang mampu menyisihkan puluhan sarjana magister biologi lainnya yang ikut. Kefasihannya dalam bahasa Inggris dan penguasaan akan bidang studi Fisiologi Hewan menjadi dasar utama kebutuhan penerimaan dosen kala itu. Beliau berhasil lolos karena dianggap calon yang sangat menguasai bidang studi yang dibutuhkan.
Kualitasnya yang bagus, diikuti dengan dedikasi yang kuat untuk melakukan perubahan, menyebabkan dirinya dibutuhkan hampir banyak instansi Pendidikan. Di kalangan pelajar SMP dan SMA, dirinya dilibatkan untuk tim pembinaan pelajar ke tingkat nasional dan internasional. Di kalangan mahasiswa, aktif membina mahasiswa ke ajang olimpiade ON MIPA. Sedangkan di institusi kampus lainnya, dia dibutuhkan menjadi dosen luar biasa di STAIN Batu Sangkar dan perintis salah satu kampus STIKES swasta di kota Padang.
Bakti pada orang tuanya tetap sangat terlihat. Saat dirinya dinyatakan lolos menjadi Dosen kedua orangtua diajak berekreasi ke Kota Padang. Sebuah kebanggaan sangat dirasakan orang tuanya, walau seorang buruh tapi dia sukses mendidik anak-nya menjadi pribadi yang berdikari. Adik paling bungsu pun sudah menjadi tanggungannya, hingga menyelesaikan S1 tahun 2011.
Aku memang sudah jarang bertemu sejak 3 tahun terakhir, kecuali sebatas kabar via telepon dan facebook. Aku yang saat ini menjadi guru di Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo terkadang meminta bantuan beliau via email agar mengirimkan soal-soal Olimpiade Sains Nasional (OSN) Biologi dalam pengembangan kualitas anak didikku. Berkat arahan dan bimbingan beliau, aku termotivasi untuk menyukseskan mereka.
Hal ini terbukti, tahun 2012 aku sukses mengantarkan Santri MA Diniyyah Muara Bungo meraih juara I OSN tingkat SMA se-Kabupaten Bungo dan Finalis LKTI Biologi tingkat Sumatera tahun 2012 di Universitas Andalas. Selain itu, anak didikku di SMP IT Al Azhar 3 Muara Bungo juga sukses mewakili Kabupaten Bungo dalam ajang Olimpiade Sains Nasional tingkat Provinsi Jambi. Kedua sekolah itu merupakan yayasan yang sama dimana menjadi tempat aku mengabdikan ilmu dan karyaku. Kesuksesan lain dari pengaruh peran dia adalah, para santriku mulai banyak diterima di kampus favorit yang selama ini dianggap suatu mimpi bagi mereka.Beberapa diantaranya diterima di STT Telkom Bandung, UNAND, UNP, UNRI, UNJA, UIN Sultan Syarif Kasim, dan kampus swasta favorit lainnya di Pulau Jawa.  Aku sadari, peran Ardi punya andil mengubah dan memotivasiku agar sukses mendidik anak-anak bangsa di sebuah kota kecil Muara Bungo ini.  
Bahkan kesalutanku bertambah, walau sudah menjadi seorang dosen, dia masih menyempatkan diri membina anak-anak SMP dan SMA melalui program pembinaan OSN. Semangatnya semakin meluap, jika beliau mengetahui ada anak didiknya yang kurang mampu. Karena ia sudah menyadari betapa banyak kesulitan yang dialami seorang anak ketika menghadapi masalah itu. Dia akan banyak memotivasi, setiap anak tak mampu agar tetap memberikan prestasi belajar walau tekanan ekonomi terus menekannya.
“ Prestasi itulah yang akan menyelamatkan diri seorang anak tak mampu bisa keluar dari tekanan thidup yang ia alami,” pesannya selalu padaku dalam mendidik anak sekolah.
Sebuah pesan masuk ke inbox facebookku. “ Oii..Putra Buana, alhamdulillah saya sekarang sedang mengikuti program Doktor fisiology Organ di Jichi Medical University, Jepang melalui beasiswa program research assistan,”. Sebuah puncak kesuksesan, atas kerja keras yang telah ditempuh selama ini. Impian ke Negeri Sakura, menjadi sebuah kenyataan. (*) 

NB. Cerpen ini terinspirasi atas perjalanan hidup seorang Dosen Biologi Universitas Andalas. Nama-nama dan beberapa gaya bicara bersifat fiktif, namun subtansi perjalanan hidup tokoh adalah nyata.

MUTIARA KATA - KATA


Kumpulan kata-kata penyemangat hidup dari pena rijalul_azam
  • " Seseorang dianggap sudah memahami agamanya bukan karena ia telah lama dan banyak belajar dari berbagai guru dan jenjang pendidikan agama, tetapi seberapa banyak ia mengamalkan apa y telah ia pelajari. Karena dosa tidak hanya menimpa mereka para orang yang bodoh tapi juga yang berpengetahuan sering usil & jahil" 
  • " Santri Juara, barang kali cita-cita hidup yang sangat sederhana. Makna kata santri sangat mendalam,mereka mengamalkan nilai keislaman dan siap berbagi pd dunia, " Islam adalah Rahmatan lil alamin ".Silahkan ambil posisi juara bidang apapun, tanpa mghilangkan identitas kesantrian.Buat apa melahirkan anak juara jika pada akhirnya justru mempermalukan dan menganggu umat islam sendiri."
  • "Zaman sekarang, kalo ingin mencari dan melihat kebenaran maka lakukanlah analisa berpikir terbalik, karena para setan sudah menguasai panggung-panggung"
  • "Mereka lupa, bahwa sosok ibnu abbas dan imam syafii adalah sosok orang-orang terbaik yang hafal quran dan hadits di masa anak-anaknya.Tak terbayangkan, bagaimana mereka melewati masa-masa bermain sebagaimana menjadi sesuatu yang sangat penting & sensitif bagi para pendukung KPAI  ? (Mencoba berpikir berbeda dari orang kebanyakan)"
  • "Jika kebenaran semakin sulit diperjuangkan maka jangan kecewa, kembalilah pada prinsip dasar, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksaan Allah y sangat pedih. Jangan bersedih, karena kebenaran tidak dilihat dari siapa yang menyampaikan & jumlah yang mengikuti, tapi sejauhmana ia telah mengikuti aturan koridor Allah SWT"
  • "Nabi Nuh saja berdakwah hampir 1000 tahun tanpa lelah, cuma dapat pengikut satu kapal yang mau menerima petunjuk Allah, itupun sedikit manusia,banyak hewan. Lantas, bagaimana bisa anda berkata letih & capek untuk semua itu, jika baru dilakukan beberapa tahun saja."
  • "Terkadang ada rasa sedih, ketika orang yang telah kita didik sekian tahun ketika tamat melepaskan hijab dan karakter keislamannya, tetapi ketika kita ingat firman Allah, engkau tidak dapat memberikan petunjuk pada orang yang engkau cintai, tetapi Allah memberikan pada orang yang dikehendakinya. Bukan kah rasulullah tdk bisa memberikan hidayah pd pamannya abu tholib ? bersyukur lah buat para hamba yang telah diberikan kenyamanan & dibukakan pintu hatinya untuk selalu dekat padaNya"
  • " Barang siapa yang Allah sesatkan hatinya,maka tidak akan ada yang dapat memberikan petunjuk,meskipun keluarga dan seisi dunia berusaha untuk memberi petunjuk padanya..Seorang da'i hanya menyampaikan,tapi ketika mereka berpaling, tidak perlu disesalkan/disedihkan krn semua adalah hak Allah untuk menentukan..."
  • " Bukan politik y melahirkan generasi tarbiyah, tetapi ia hanyalah ijtihad generasi tarbiyah untuk membuat semuanya berjalan mienjadi lebih cepat dan lebh baik. Karena itu, ketika ia ditempatkan di bidang apapun (politik, ekonomi, pendidikan,sosial, budaya, seni, militer, sports), dia harus menjadi lebih baik dengan saling menguatkan satu sama lain seperti bangunan yang kokoh. Tarbiyah adalah ruh kebangkitan menuju indonesia lebih baik..."
  • " Percayalah, semuanya yang kita cintai dan rindukan hari ini akan kita lepaskan tanpa perasaan, kecuali jika segala pertemuan yang dibungkus atas dasar takwa karena ALLAH SWT, meluruskan niat sedari sekarang adalah salah satu bentuk kesiapan menuju suatu hari pemanggilan yang sudah dipastikan ..."
  • "Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali pada keadaan asing. Berbahagialah mereka yang terasing ( HR. MUSLIM). Untuk mjd muslim sejati hari ini akan sangat sulit. Jika anda anak muda y sholeh dan istiqomah, bersiap untuk diwaspadai, dicurigai, dicecar sebagai teroris, ekstrem, radikal, ISIS dsb-nya. Sesungguhnya semua itu sudah sunnatullah harus dilalui mereka yang ingin istiqomah di akhir zaman. Kuat kan hati mu, karena surga itu hanya buat mereka yang sudah teruji melewati berbagai ujian & cobaan dari Allah "

TUGAS BEST PRACTICE PPG DALJAB UMM Malang : Bernalar Kritis Fase E

  Peningkatan daya nalar kritis peserta didik Fase E melalui model pembelajaran Project Based Learning di MAS Diniyyah Muarabungo Jambi O...