Konservasi Ayam Hutan

MAKALAH BIODIVERSITY


PELESTARIAN AYAM HUTAN MERAH  (Gallus gallus gallus)
MELALUI KONSEP PENANGKARAN





OLEH.
SUNANDAR, S.Si









PASCA SARJANA BIOLOGI 
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011


  
BAB I. PENDAHULUAN

 1.1. Latar Belakang

            Ayam hutan (Gallus sp) merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang keberadaannya saat ini semakin langka ditemukan di alam sebagai akibat eksplorasi yang berlebih-lebihan. Pada masa lalu saat kondisi populasi masih stabil, kebanyakan orang menangkap sekedar iseng-iseng saja kemudian dijual, tapi seiring perkembangan waktu di masa sekarang, pekerjaan ini sudah menjadi kegiatan yang berlangsung secara semi profesional. Akibatnya beberapa spesies ayam hutan di Pulau Jawa terus mengalami penurunan populasi. Walaupun ada upaya dari para pembeli untuk melakukan pemeliharaan di rumah, tapi tidak adanya info yang memadai bagaimana cara budidaya mengakibatkan ayam hutan mengalami ketakutan dan kematian dalam penangkaran pada waktu singkat sehingga berdampak pada kegagalan  dalam pelestariannya.  (Tanjung, 2003 cit Mufarid, 1997).
            Ayam hutan merah dalam kategori status konservasi IUCN red list ditempatkan pada kategori Least Concern (LC; Berisiko Rendah) artinya diberikan untuk spesies yang telah dievaluasi namun tidak masuk ke dalam kategori manapun (Alamendah, 2009). Kategori rendah artinya tidak tergolong kepada hewan yang terancam punah. Walaupun tergolong kategori tidak terancam punah, jumlah populasinya di alam juga tidak terlalu banyak. Dan dia merupakan sumber plasma nutfah yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya. (Rahayu,  2000)
Secara umum, aktifitas reproduksi ayam hutan diakui semakin sulit disebabkan kuatnya tekanan ancaman perburuan dan penangkapan secara liar di alam. Kondisi lingkungan yang sering mengalami perubahan juga telah ikut mengakibatkan aktifitas reproduksi ayam hutan semakin tidak menguntungkan (Lyavita, 2010). Agung (1996) menyatakan hampir dalam satu dasa warsa terakhir sangat sulit mendengar kokokan ayam hutan di pinggir hutan ataupun di kawasan hutan sendiri. Hal ini sudah menunjukan adanya indikasi mulai terganggunya populasi ayam hutan tersebut di alam.
Gallus gallus gallus merupakan salah satu sub spesies dari kelompok ayam hutan dari kelompok spesies ayam hutan merah (Gallus gallus). Istilah Gallus gallus gallus lebih banyak digunakan untuk ayam hutan merah yang terdistribusi di Pulau Sumatera. Sedangkan di luar Sumatera, ada beberapa sub spesies yang memiliki ciri-ciri hampir menyerupai Gallus gallus gallus. Seperti; Gallus gallus bankiva di Jawa dan Madura, Gallus-gallus murghi terdapat di India dan Bangladesh, Gallus-gallus spadiceus di Myanmar dan Vietnam,
            Tingkat ancaman perburuan dan penangkapan secara liar terhadap Gallus gallus gallus tidak jauh berbeda nasibnya dengan ayam hutan lainnya. Karena itu, upaya pelestarian terhadap Gallus gallus gallus sangat penting dilakukan sejak dini agar populasinya tidak mengalami ancaman kepunahan di masa mendatang. Salah satu upaya untuk menjaga kelestariannya adalah melakukan konsep penangkaran untuk dikembangkan budidayanya dengan menyesuaikan karakter dan habitat untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Budidaya bisa denga cara mengembangbiakan sumber plasma nutfah langsung atau sebagian populasinya disilangkan dengan ayam bekisar dan ayam buras sehingga keberadaannya tetap lestari di alam.

1.2. Rumusan Masalah
Beranjak dari persoalan diatas maka penulisan makalah ini akan membahas:
1. Bagaimanakah konsep penangkaran yang bagus untuk Gallus gallus gallus
2. Kendala apa saja yang dialami dalam pengembangannya ?

1.3. Tujuan
1.  Mengetahui dan memahami konsep pelestarian Ayam Hutan Merah (Gallus gallus gallus) melalui sistem penangkaran
2. Mengetahui kendala-kendala apa saja yang dialami dalam melakukan pengembangan dan pelestarian Gallus gallus gallus ini sehingga bisa menjadi pengalaman untuk budidaya yang lebih baik di masa mendatang
 
 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

 Ayam hutan (Gallus sp) merupakan nama umum untuk jenis-jenis ayam liar yang hidup di hutan. Dalam bahasa jawa disebut ayam alas, bahasa madura (Ajem alas) dan dalam bahasa Inggris disebut junglefowl. Semua istilah tersebut merujuk ada pada habitat dan sifat hidupnya yang liar. Di dunia saat ini terdapat 4 jenis ayam hutan yaitu; ayam hutan merah (Gallus gallus), ayam hutan Srilangka (Gallus lafayetii), ayam hutan kelabu (Gallus sonneratii) dan ayam hutan hijau (Galus varius). Di Indonesia sendiri terdapat dua spesies ayam hutan yaitu spesies Gallus gallus dan spesies Gallus varius. Perbedaan dua spesies ini terdapat pada kondisi habitatnya. Gallus gallus lebih menyukai habitat yang tertutup sedangkan Gallus varius lebih menyukai habitat yang terbuka dan berbukit-bukit. (Widnyana, 2010).
Ayam hutan merah (Gallus gallus) memiliki penyebaran yang cukup luas di dunia. Penyebarannya berada pada kawasan hutan tropis dan dataran rendah dimulai dari India, Bangladesh, China, Vietnam, Myanmar  Malaysia hingga Indonesia. Ada 5 sub spesies ayam hutan merah, dua diantaranya terdapat di Indonesia, yakni Gallus gallus gallus di Sumatera dan Sulawesi, dan Gallus gallus bankiva di Jawa dan Madura, sedangkan Gallus gallus murghi terdapat di India dan Bangladesh., Gallus gallus spadiceus di Myanmar dan Vietnam dan Gallus gallus jaboullei di China Selatan serta pulau Hainan. Istilah Gallus gallus gallus Sumatera terkadang lebih umum disingkatkan dengan Gallus gallus (Anonimus, 2009). Selain memiliki spesies Gallus gallus, di Indonesia sebenarnya juga terdapat jenis ayam hutan lainnya dari spesies Gallus varius (ayam hutan hijau) yang terdistribusi di Pulau Jawa, Bali, Lombok, Flores, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. (Alamendah, 2009). Notosusanto (2008) menyebutkan untuk ayam hutan merah dari jawa selain Gallus gallus bankiva juga dikenal dengan istilah Gallus gallus javanicus.
    
   
Gambar 1. Beberapa spesies ayam hutan jantan (Gallus sp). 1. Gallus gallus (kanan atas). 2. Gallus lafayettii (kiri atas). 3. Gallus varius (kanan bawah) 4. Gallus sonneratii (kiri bawah) (Simamora, 2008)

Ayam hutan merah (Gallus gallus gallus) memiliki klasifikasi secara lengkap sebagai berikut ini:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Galliformes
Famili              : Phasianidae
Genus              : Gallus (Brisson,1766)
Spesies            : Gallus gallus, Lin 1758 (Wikipedia, 2010)
Sub spesies      : Gallus gallus gallus              
Gallus gallus gallus jantan dan betina memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Jantan dengan betina berbeda bentuk tubuh, warna dan ukurannya (dimorfisme seksual,). Jantan memiliki bulu yang berwarna-warni dan indah (Gunawan, 2010). Jantan memiliki bulu dada berwarna hitam, jengger tunggal berukuran besar dan bergerigi yang berwarna merah (Bird Club, 2009). Menurut Rahayu (2000), Jumlah gerigi pada pial atau jengger 4-6 gigi yang berdiri tegak dan berkembang cukup bagus. Bulu leher panjang dan sempit, punggung dan sayap berwarna coklat. Mempunyai pial dua buah yang terletak di antara kedua belah tulang rahang bawah. Bulu ekor berjumlah 14 lembar (Bird Club, 2009). Dari sisi ukuran tubuh, Gallus gallus gallus jantan mencapai ukuran agak besar 70 cm. (SBW, 2009).
Gambar 2. Ayam hutan merah jantan
Gallus gallus gallus betina secara morfologi warnanya coklat suram, coretan hitam pada leher dan tengkuk, irisnya berwarna merah, paruh dengan warna tanduk, dan kaki abu-abu kebiruan (SBW, 2009). Dibandingkan jantan, warnanya terkesan monoton dan kusam. (Gunawan. 2010). Ayam hutan betina pada umumnya mempunyai jengger yang bervariasi, ada yang tidak tampak (sangat pendek) ada pula yang mencapai ukuran 10 mm. Sayap ayam betina bulunya berwarna merah kecoklatan dan lurik hitam. Cakarnya berwarna gelap (hitam kehijau-hijauan) dan telurnya berwarna coklat atau merah kekuning-kuningan tapi kadang-kadang ditemukan juga yang berwarna putih polos (Bird Club, 2009). Dari sisi ukuran tubuh, Gallus gallus gallus  betina berukuran 42 cm. (SBW, 2009).
Gambar 3. Ayam hutan merah betina
Dari sisi habitat ayam hutan  merah menyukai hutan yang tertutup pada ketinggian 1500 m dpl.  Baik di daerah yang kering ataupun di hutan lebat yang lembab. Sarangnya terletak di pohon-pohon (Bird Club, 2009).
Prilaku ayam hutan merah cukup unik. Ayam hutan merah hidup secara berkelompok dengan membentuk suatu kumpulan yang paling besar diantara kerabatnya. (Bird Club, 2009). Satu kelompok terdiri atas satu ayam jantan yang dikelilingi oleh ayam betina (Widnyana, 2010). Tingkah laku jantan sangat dominan dalam melindungi betina dan anak-anaknya dari gangguan luar seperti predator dan pemburu serta gangguan lainnya (Rahayu). Pejantan yang kuat dapat menguasai tiga sampai lima ekor betina.  Adapun pejantan muda hidup menyendiri (soliter) atau membentuk kelompok kecil tersendiri sampai tiga ekor betina. Selain itu, mempunyai kemampuan untuk melakukan pergantian bulu. Pergantian bulu dilakukan pada bulan Juni sampai September, dan mulai tumbuh kira-kira pada awal tahun. (Bird Club, 2009).
Ayam hutan memiliki kebiasaan tidur diatas ranting perdu atau semak, dan tidak terlalu jauh diatas tanah serta mengerami telurnya hingga menetas disana. Anak-anak ayam hutan diasuh oleh betinanya. Tidak seperti ayam peliharaan, ayam hutan memiliki kemampuan terbang yang lebih bagus setelah meninggalkan sarang tempatnya menetas (Widnyana, 2010)
Ayam hutan merah ( Gallus gallus gallus ) merupakan burung pemakan segalanya (Omnivora). Jenis makanan yang dimakan biasanya adalah pucuk-pucuk rumput, biji-bijian, dedaunan, serangga, larva, cacing dan berbagai hewan kecil yang ditemukannya.. Umumnya makanan yang dimakan adalah makanan segar yang tidak mengandung lemak. Dalam pemeliharaan, makanannya dapat berupa pelet, biji-bijian, hijauan, grit (pasir) dan makanan tambahan lainnya (Bird Club, 2009 cit Waluyo, 1984).
Menurut Rahayu, biji-bijian merupakan sumber energi bagi ayam hutan merah. Serangga, larva, cacing dan hewan kecil lainnya sebagai sumber protein. Sedangkan dedaunan, buah, akar dan umbi-umbi sebagai gizi pelengkap.
Di Indonesia terdapat dua sub spesies dari ayam hutan (Gallus gallus) yaitu; Gallus gallus gallus dan Gallus gallus bankiva. Gallus gallus gallus memiliki ciri-ciri bobot ayam jantan dewasa 0,9 – 1,2 kg sedangkan bobot ayam betinanya 0,7 – 0,8 kg. Pada saat musim kawin, produksi telurnya 5-7 butir per musim. Adapun Gallus gallus bankiva bobot ayam jantannya 0,7 kg dan betina 0,4 kg. Produksi telur sama dengan Gallus gallus gallus yaitu 5-7 butir per musim. Telur berwarna kuning pucat kemerahan. (SBW, 2009).
Kedua sub spesies tersebut dianggap merupakan nenek moyang ayam buras yang sudah didomestikasi dan dibudidayakan pada masa sekarang (Anonimus, 2009). Sedangkan nenek moyam ayam bekisar merupakan hasil persilangan ayam hutan merah dan ayam hutan hijau (Widnyana, 2010).
Konsep persilangan merupakan salah satu bentuk pelestarian yang dilakukan manusia melalui konsep domestikasi. Konsep domestikasi terhadap ayam hutan sudah berkembang sangat lama. Hasil penelitian DNA molekuler menemukan bahwa ayam domestikasi berasal dari satu moyang (monophletic) yaitu spesies ayam hutan (Gallus gallus). Ayam hutan merah sendiri dianggap berada dalam lingkaran besar ayam domestikasi di masa lalu. Posisi Indonesia juga disebutkan sebagai salah satu dari tiga wilayah dunia yang menjadi pusat domestikasi di masa lalu bersama dengan China dan India. Hasil pembuatan filogeninya menyatakan bahwa rumpun ayam dunia terbagi atas tujuh clade yaitu; clade I, clade II, clade IIIa, clade IIIb, clade IIIc, clade IIId dan clade IV. (Ant, 2008).

 BAB III. PELESTARIAN DENGAN KONSEP PENANGKARAN


Kondisi populasi ayam hutan merah (Gallus gallus gallus) sudah terus mengalami penurunan sebagai akibat habitatnya yang terus menyempit, perburuan dan penangkapan secara liar di alam. Pelestarian sangat diperlukan, agar sumber plasma nutfah ini tidak hilang ke depannya. Selain juga, keberadaan  ayam ini sebagai sumber genetik untuk dapat memproduksi ayam bekisar yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Pelestarian diharapkan tidak hanya sekedar melestarikan semata tapi dapat juga dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pelestarian ayam hutan adalah pelaksanaan dan pengelolaan dan upaya mempertahankan populasi di alam maupun dalam keadaan terkurung (Prijono, 2008).
Konsep pelestarian alam di Indonesia difokuskan pada tiga aspek utama yaitu; perlindungan proses ekologi sebagai pendukung kehidupan, pengawetan keragaman genetika dan pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam. Walaupun status ayam hutan merah saat ini belum dimasukkan ke dalam status yang harus dilindungi dalam PP No 7 tahun 1999 dan SK Dirjen PHKA yang masih menempatkan pada hewan non appendik, tapi posisinya sebagai sumber plasma nutfah dan satwa liar membutuhkan perlindungan dan pelestarian secepatnya di sela-sela semakin tinggi ancaman populasi ayam hutan di dunia. (Bird club, 2009).
Menurut Alikodra (1990) konservasi satwa liar, sebagai bagian dari konservasi sumberdaya alam secara umum, merupakan kegiatan yang meliputi perlindungan, pengawetan, rehabilitasi, introduksi, pelestarian, pemanfaatan dan pengembangan satwa liar. Tujuan konservasi satwa liar adalah terjaminnya kelangsungan hidup satwa liar dan terjaminnya kebutuhan masyarakat untuk memanfaatkannya baik langsung maupun tidak langsung berdasarkan prinsip kelestariannya.  Pola konservasi satwa liar di Indonesia mengikuti strategi konservasi dunia, yaitu tidak saja bertujuan untuk melestarikan spesies-spesies yang ada tetapi juga berusaha untuk memanfaatkannya bagi kesejahteraan manusia secara lestari. Dalam pelaksanaannya, konservasi satwa liar diselenggarakan baik di habitat alamnya (in situ) maupun di luar habitat alamnya (ex situ) dengan cara penangkaran. Konservasi secara in situ biasanya dilakukan di beberapa Taman Nasional yang ada di Indonesia. Taman Nasional Baluran Purwo Ijen NP di Jawa Timur memasukkan ayam hutan dalam daftar satwa liarnya sebagai satwa liar yang unik dan dilindungi di dalamnya.
Pelestarian secara ex situ terhadap ayam hutan merah saat ini, antara lain dilakukan di Kebun Binatang, Taman Safari, Taman Burung (Taman Mini Indonesia Indah). Agar tujuan konservasi selalu dapat terwujud maka perlu dilaksanakan suatu sistem pelestarian yang melibatkan peran serta masyarakat. Untuk melibatkan masyarakat pengguna menjadi pelaksana pelestarian maka harus dikembangkan konsep bahwa pemanfaatan satwa ayam hutan memerlukan pelestarian yang dilakukan untuk pemanfaatannya. Salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk maksud tersebut  adalah melalui pengembangan di areal penangkaran dengan konsep budidaya ayam bekisar.
Melakukan pemeliharaan ayam hutan merah di areal penangkaran tidaklah mudah. Sifatnya yang sangat liar membutuhkan kehati-hatian dalam melakukan pemeliharaan. Penjinakkan akan banyak menemui kendala. Proses penjinakkan tetap sangat diperlukan agar penanganan di areal penangkaran menjadi lebih mudah. Diakui, kasus di lapangan, banyak ayam jantan yang mengalami stress berat yang berkepanjangan di areal penangkaran dan tidak jarang berakhir dengan kematian. Kematian umumnya disebabkan kelabakan di dalam kandang hingga mengakibatkan luka-luka di kepala sehingga mengalami infeksi dan mati. Atau bisa juga disebabkan stress berat yang mengakibatkan tidak mau makan dan mati. (Bird Club, 2009).
Hasil penelitian Nurdiani (1996, cit Bird Club 2009)) selama 90 hari terhadap lima pasang ayam hutan menunjukkan bahwa ayam hutan yang dipelihara di dalam kandang tidak pernah melakukan perkawinan walaupun telah disekandangkan bersama setelah enam bulan.  Hal ini terjadi diduga karena ayam hutan tersebut masih mengalami cekaman/stress karena pengandangannya sehingga menurunkan fungsi sistem reproduksinya.
Penangkaran ayam hutan dan mengembangkan populasinya tidak cukup mudah walaupun ayam hutan yang dipelihara sudah cukup jinak. Ayam hutan adalah salah satu satwa liar yang mungkin dapat dibudidayakan akan tetapi sukarnya ayam hutan dalam berkembang biak merupakan salah satu masalah yang akan dihadapi jika akan dibudidayakan.
Pada prinsipnya penjinakkan ayam hutan baik jantan maupun betina memerlukan proses yang lama dan memerlukan kesabaran dan ketekunan. Upaya menghindari luka saat kelabakan dapat dilakukan dengan membuat kandang yang terbuat dari anyaman daun kelapa yang diperkuat dengan jepitan bambu atau dengan merentangkan kain atau goni bekas di bagian atas dalam kandang agar saat kelabakan tidak mengenai kurungan. Kemudian kandang ditutup dengan kain dan secara bertahap dibuka sedikit demi sedikit. Kandang sebaiknya di tempatkan pada tempat yang sering dilalui orang agar terbiasa dengan keadaan yang ramai. Untuk mengurangi stress, ayam harus dimandikan dua minggu sekali dengan menggunakan semprotan air terutama di musim kemarau. (Bird Club, 2009).
Cara efektif lainnya untuk kemungkinan berhasil lebih tinggi adalah dengan menetaskan telur ayam hutan yang dititipkan pada ayam kampung betina yang sedang mengeram dan setelah menetas dipelihara bersama dengan anak ayam kampung lainnya. Dengan cara ini, proses penjinakkan akan lebih mudah dan anak ayam hutan akan lebih mengenal dan terbiasa dengan ayam kampung lainnya sehingga pada waktu dewasa ayam hutan jantan akan lebih mudah untuk dijodohkan dengan ayam kampung betina. (Bird Club, 2009).
Penangkaran ayam hutan adalah salah satu cara terbaik untuk tetap dapat mempertahankan populasi ayam hutan merah di alam. Ancaman populasi yang kuat di alam bisa diatasi melalui konsep penangkaran. Tidak hanya melakukan pelestarian sumber plasma  nutfah di penangkaran, konsep pelestarian juga dapat dilakukan sebagian melalui pembentukan ayam bekisar yang dikembangkan konsep persilangan dengan ayam kampung. Untuk proses penangkaran akan lebih mudah dilakukan dengan jalan penetasan dan pembesaran bersama ayam kampung.  Apabila diperoleh beberapa ekor anak jantan dan betina hasil penetasan dan pembesaran, ini dapat dijadikan sebagai stok awal dalam memperbanyak populasi ayam hutan yang ada tersebut. (Bird Club, 2009).
Kesukaran dalam perkembangbiakan ayam hutan nampaknya dapat diatasi jika ayam huatan dipelihara dengan tidak dikandangkan yaitu di dalam lingkungan yang mirip dengan habitat aslinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayam hutan yang dipelihara di dalam kubah Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah  (TMII) dapat berkembangbiak sepanjang tahun dan bahkan tidak mengenal musim kawin seperti ayam hutan di habitat alamnya yang berlangsung sekitar bulan Juli dan Nopember. Dengan tempat hidup yang memiliki lingkungan yang nyaman sepanjang tahun dan menjamin ketersediaan bahan pangan yang cukup, nampaknya dapat meningkatkan perkembangbiakan ayam hutan.
Gambar .4. Kubah taman burung sebagai area penangkaran ayam hutan merah

Konsep persilangan membentuk ayam bekisar juga sangat diperlukan. Persilangan antara ayam hutan merah (Gallus gallus gallus ) dengan ayam hutan hijau (Gallus varius) atau dengan ayam kampus (Gallus gallus domesticus) akan membentuk ayam bekisar. Permintaan ayam Bekisar di masa mendatang diduga akan semakin meningkat yang akan diiringi meningkatnya eksploitasi terhadap ayam hutan.
Keadaan ini dan juga perusakan hutan yang merupakan habitat ayam hutan yang sangat cepat berpotensi menyebabkan punahnya ayam hutan, oleh karena itu upaya pelestarian perlu untuk dilakukan. Selain mengembangkan konsep penangkaran untuk pemeliharaan sumber plasma nutfahnya, dapat juga dilakukan melalui budidaya pembentukan ayam bekisar. Dengan adanya konsep pembentukan ayam bekisar maka perburuan dan ancaman ayam hutan di alam bisa diminimalisir sehingga populasinya bisa dipertahankan di alam.
Gambar 5. Ayam bekisar
            Kelebihan ayam hutan merah dibandingkan ayam domestikasi adalah ayam hutan mempunyai kemampuan terbang yang jauh lebih baik dibandingkan ayam domestikasi. Kemampuan bertarung dan penyelamatan diri jauh lebih baik dibandingkan ayam domestikasi (Rahayu, 2000). Daya tahan tubuh dan kelincahan, gen ayam hutan juga jauh lebih baik daripada ayam domestikasi. (Ivandelta, 2009)
 
 BAB IV. KESIMPULAN

 Ayam hutan merah (Gallus gallus gallus) merupakan satwa liar dan sumber plasma nutfah yang harus dilindungi dan dilestarikan di alam. Kerusakan habitat hutan, perburuan dan penangkapan liar telah mengakibatkan terjadinya penurunan populasi ayam hutan merah di alam. Oleh karena itu, usaha pelestarian perlu dilakukan. Pelestarian secara in situ dapat dilakukan di habitat asli langsung sedangkan pelestarian secara ek situ dilakukan melalui penangkaran dengan target ke depannya adalah melestarikan sumber plasma nutfah dan pembentukan ayam bekisar. Salah satu konsep penangkaran untuk melestarikan sumber plasma nutfah yang bagus adalah dengan menggunakan kubah taman burung seperti yang dilakukan di Taman Mini Indonesia Indah. Sedangkan konsep pembentukan ayam bekisar yaitu dengan cara menyilangkan dengan ayam domestikasi.

 DAFTAR PUSTAKA


Agung. 2004. Nyaris Tak Terdengar Lagi Kokok Ayam Hutan. Harian Suara Merdeka. Jakarta
Alamendah.2010. Ayam Hutan Merah Nenek Moyang Ayam. Http//.www.alamendah’sblog.com
Alikodra, H. S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Jilid I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas-Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Anonimus. Jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999. Jakarta
Anonimus.2010. Ayam Bekisar. Http//www.infogue.com
ANT.2008. Ayam Hutan Merah Nenek Moyang Ayam. Harian Kompas 23 Januari 2011.
Bird Club.2009. Pelestarian ayam hutan melalui pembentukan ayam bekisar untuk ternak kesayangan- Bagian-2. Http//.www.omkicau.com
Dirjen PHKA.2008. Kuota Pengambilan Tumbuhan Alam dan Penangkapan Satwa Liar yang tidak termasuk APPENDIX CITES untuk periode 2008. Jakarta
Ivandelta. 2009.Persilangan Ayam Hutan dan Ayam Bangkok. Paguyuban Penggemar Ayam Jago Indonesia (PAPAJI).
Lyavita.2010.Proposal Konservasi Ayam Hutan. Http//.www.lyavita.blogspot.com
Notosusanto.2008. Studi Literatur: Karakter Ukuran Tubuh Ayam Kampung. UNAND Padang
Prijono,dkk.2008. Pelestarian Ayam Hutan Hijau (Gallus varius) in situ dan ex situ. Bidang Zoologi. Puslit-Biologi LIPI.Bogor
Rahayu, I. 2000. Karakteristik dan Tingkah Laku Ayam Hutan Merah (Gallus gallus spadiceus) di dalam kurungan. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
SBW.2009. Ayam Hutan Merah (Gallus gallus).Http//.www.bioundip.ac.id
Simamora, Jonathan.2010. Empat Jenis Ayam Hutan Langka di Dunia. Http//.www.terselubung.blogspot.com
Tanjung, Masitta.2003. Regulasi Hormon Terhadap Ekspresi Gen Pada Ayam Hutan  (Gallus sp). FMIPA USU. Medan
Wikipedia.2010. Ayam Hutan Merah Http//www.wikipedia.com
Windyana,Surya. Ayam Hutan.Http//.www.anakbali.blogspot.com









Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Selengkapnya tentang S128 :
    S128
    S128
    S128 Resmi
    Aplikasi S128
    Aplikasi Sabung Ayam
    Apk S128 Android
    S128

    Semua daftar di atas bisa kamu klik .. tambah pengalaman kamu sekarang juga ... Terima kasih :)

    BalasHapus
  3. Untuk mulai bermain taruhan online melalui agen judi terpercaya kami Bolavita, anda diharuskan untuk mendaftarkan akun terlebih dahulu.. Ini sangat penting dikarenakan setiap member diberikan akun yang berbeda, proses ini juga demi menjamin kerahasiaan akun anda, mempermudah + mempercepat proses deposit dan withdraw, dan lain sebagainya.

    Daftar Bola Tangkas
    Daftar Casino Online
    Daftar Sabung Ayam
    Daftar Togel Online
    Permainan Lainnya
    Daftar Judi Online

    Atau hubungi kontak Customer Service Kami yang bertugas 24 Jam dibawah ini:

    Telegram : +62812-2222-995
    Wechat : Bolavita
    WA : +62812-2222-995
    Line : cs_bolavita

    BalasHapus
  4. Terimakasih informasinya

    https://broilerku.com

    BalasHapus
  5. BOLAVITA Adalah Agen Judi Online Terpercaya di Indonesia.

    Sedang Mengadakan Tournament Casino Live Dengan Total Hadiah IDR 149.000.000,- !
    Baca Ketentuan Tournament Spesial ini, Klik Link » ( https://bit.ly/tournamentcasino )

    Nikmati juga permainan lainnya :

    » Bola / Sportsbook
    » Sabung Ayam ( Wala Meron )
    » Casino Live
    » Slot online
    » Togel Online
    » Bola Tangkas
    » Tembak Ikan
    » Poker
    » Domino
    » Dan Masih Banyak Lainnya.

    Bolavita sudah berdiri sejak 2014 . Dan memiliki Licensi resmi di Filipina. Aman dan sudah terpercaya sampai saat ini. Menjadi salah satu partnet Betting online terkemuka dan populer di Indonesia. Untuk anda yang ingin menikmati bonus dan bermain di Bolavita. Langsung saja melakukan pendaftaran & Hubungi Customer service kami ya..

    Nikmati Juga Promo Lainnya :

    ★ Bonus 10% Deposit Pertama !
    ★ Bonus 5% Deposit Setiap Hari
    ★ Bonus Cashback Mingguan 5% s/d 10%
    ★ Bonus Referral 7% + 2%
    ★ Bonus Rollingan 0,5% + 0,7%
    ★ Bonus 100% Win Beruntun 8x, 9x, 10x

    Menerima :
    Judi Online Deposit Ovo
    Judi Online Deposit Gopay
    Judi Online Deposit Dana
    Judi Online Deposit Linkaja
    Judi Online Deposit Pulsa
    Judi Online Deposit Bank

    Link Daftar Klik : https://bit.ly/3b2Tnq7
    Kontak WhatsApp » Klik Link : https://bit.ly/aktif24jam
    Link Layanan Live Chat (24 Jam Online) : https://bit.ly/2VD8fER

    BalasHapus
  6. Linkaja88 Adalah Agen Judi Slot Online Deposit Linkaja Terbesar Di Indonesia ! Menyediakan Segala Jenis Pasaran Judi Bola Online Yang Lengkap Dengan Jackpot Paling Dominan.

    Slot Red Tiger Indonesia
    https://www.linkaja88.net/situs-slot-red-tiger-indonesia/

    Tersedia Deposit & Withdraw Bisa Menggunakan : LINKAJA | OVO | GOPAY | | SAKUKU | DANA | PULSA | SEMUA JENIS REKENING BANK

    Dengan Minimal Deposit Hanya 50ribu.. Anda bisa langsung bermain semua jenis slot yang ada..

    Link Pendaftaran : http://bit.ly/daftarlinkaja
    Link Layanan Live Chat (24 Jam Online) : https://bit.ly/2VD8fER
    Link Layanan Whatsapp (24 Jam Online) : https://bit.ly/31SZvwy

    BalasHapus
  7. Jago Sabung Ayam online? Yuk daftar langsung di Bolavita dan dapatkan Bonux 100% dari total 8x/9x/10x win dari jumlah total kemenangan beruntun anda.

    Kunjungi : Agen Judi Sabung Ayam Bonus 100% - Bolavita

    Kontak resmi :
    WA : +62812-2222-995
    Wechat : Bolavita
    Telegram : @bolavitacc
    Line : cs_bolavita

    BalasHapus
  8. Promo Spesial Judi Casino Online - Bonus 100% Setiap Hari !

    Bolavita Adalah Agen Judi Online Indonesia Yang Berdiri Sejak 2014 ! Menyediakan Berbagai Jenis Permainan Judi Casino Online Populer Secara Live dengan layanan Dealer Langsung dari Gedung Kasino Yang Berada Di Berbagai Negara Di Benua Asia & Eropa.

    Setiap Provider Casino Online Yang Bekerja Sama Dengan Agen Bolavita memiliki Layanan Professional berstandart Internasional yang berlicensi Pagcor dan Malta Yang Merupakan Perusahaan Korporasi Kasino Asal Filipina Dan Italia Yang Mengembangkan Permainan Kasino Online Yang Legal Di Dunia !

    Nikmati Promo Spesial Yang Tersedia Di Agen Bolavita :
    • Bonus Deposit Pertama 10%
    • Bonus Deposit Harian 5%
    • Bonus Rollingan 0.8% Mingguan
    • Bonus Referral 7% + 2% (Seumur Hidup)
    • Bonus 100% Setiap Hari (Khusus Menang Beruntun)

    Tersedia Transaksi Via :
    » Ovo | Gopay | Dana | Sakuku | Linkaja | Doku | Jenius | Paytren | JakOne | Pulsa & Segala Jenis Rekening Bank Di Indonesia.
    Minimal Deposit & withdraw Adalah 50ribu rupiah.

    Untuk Pendaftaran & Klaim Bonus, Silahkan Hubungi Cs Kami yang bertugas :
    Situs Resmi : http://159.89.197.59/

    » Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
    » ID Telegram : @bolavitacc
    » ID Wechat : Bolavita
    » ID Line : cs_bolavita

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENERIMAAN SANTRI BARU MA PP DINIYYAH AL AZHAR MUARA BUNGO-JAMBI

MENGEMBALIKAN KHITTAH SISTEM MADRASAH DI PESANTREN