MUHASABAH ZIKRUL MAUT TRAINING LEADERSHIP DIAZ JAMBI

 

MUHASABAH ZIKRUL MAUT

By. Sunandar,S.Si.Gr

 

Saudaraku… para leader sekalian

Mari sejenak kita rilekskan pikiran dan jiwa kita

Pejamkan mata, sembari merenung

Hari-hari kita yang dipenuhi dengan kesibukan 

Bekerja dari pagi pulang petang

Bahkan terkadang tengah malam

Lelah..capek..letih..

Sudah sering kita abaikan

Demi pundi-pundi rupiah yang terus kita kumpulkan

Dan tak pernah berkesudahan entah sampai kapan

 

Sering kita tak peduli

Atau terkadang pura-pura tuli

Berkali-kali Allah memanggil kita lewat alunan azanNya

Mengajak sholat…menyucikan jiwa …

Hayya a’lassholah….Hayya A’alassholah…

Mari kita sholat..marilah kita sholat

Kita hanya abai…kita abaikan seruan itu

Kalaupun ada peduli, hanya sekedar diam sejenak

Lalu kembali dalam rutin kelalaian melupakanNya

 

Saudaraku…

Tanpa kita sadari

Sebenarnya Allah sangat sayang pada kita

Hanya jiwa ini terlalu sombong melewatkan panggilanNya

Padahal…

Berbagai peringatan-peringatan telah diperlihatkanNya pada kita

“Hai Fulan, … hari ini temanmu telah kumatikan…

Bisa jadi besok giliran kamu, istri atau

anak-anak yang sering kamu bangga-banggakan

Selama ini sering engkau rela capek dan letih untuk nya

Lalu melupakan aku, sebagai pemilik sah atas jiwa-jiwa mereka

 

Saudaraku… para leader sekalian

Bagi Allah Subhanahu wa taa’la

Harta yang dikumpul dan tumpuk-tumpukan

Dan semua yang kita bangga-banggakan

Atas istri dan anak-anak yang membawa cinta, tawa dan ceria

Semua akan tinggal dan dilenyapkan

Kecuali yang tersisa menghadap

Jiwa-jiwa sepimu dan selembar kain kafan yang dikenakan

 

Saat kematian itu telah nyata..

Dalam sepi, sunyi tanpa ada siapapun

Di ruang sangat sempit, hanya muat seukuran badan

Terbaringlah kaku, tanpa bisa miring ke kiri dan ke kanan

Itulah dirimu, seonggok daging yang tak lagi bisa berbuat apa

Pasrah dan tertunduk lesu serta pilu

Hilanglah segala kesombongan

Hilanglah segala keangkuhan

Yang selama ini sering kamu unjukan pada orang-orang

 

Tubuh yang dulunya sehat dan kuat, menjadi tak bertenaga sama sekali

Lidah yang pintar berdebat dan berkilah, kini kaku dan kelu menatap kenyataan

Istri dan anak-anak yang selama ini sangat dicintai

Sering dibanggakan dan diperjuangkan

dengan kelelahan bekerja siang malam

Telah juga meninggalkan,

Meneruskan kehidupan mereka selanjutnya tanpa kita

Walau mereka sempat menangis dan sedih saat kepergian kita

Itu hanya sementara dan sebentar saja

Setelah itu waktu akan terus berlalu

Satu hari..dua hari.. atau sepekan dan mungkin hanya sebulan

Sampai akhirnya sirna secara perlahan-lahan terlupakan

Begitulah …

Segala keringat dan air mata selama ini yang dikorbankan 

Akan terlupakan seiring hidup berjalan terus menatap kenyataan

Meneruskan hidup bahagia, canda, dan tawa selanjutnya tanpa kita

 

Lalu disini .. ditempat sunyi ini

Tinggallah kita sendiri terbaring terbujur kaku

Menunggu teguran dan amarah Tuhan

Atas kelalaian melupakan-Nya

karena  kesibukan yang tak berkesudahan

 

Saudaraku…

Jiwa yang gersang ini telah menunggu penuh ketakutan

Karena tak pernah dilatih mendekat pada Tuhan

Selama ini..ambisi dan kesombongan saja yang mendekati

Seakan paling hebat layak dipuji dan dielu-elukan

Sehingga lalai…Terlena

Lupa akan perintah dan larangan Tuhan

Lalu meremehkan peringatan orang-orang yang mengajak kebaikan

Tinggallah sekarang sendiri penuh ngeri

Bersiap menunggu pertanyaan penuh kebencian

Amarah mungkar Nangkir yang menatap dengan kebengisan

Bertanya… dan lalu membentak…

Maa Rabbuka..Maa Rabbuka

Aaa….Aaa..aku tak tahu… Aku tak tahu…

Itulah lirihan jiwa-jiwa penuh ketakutan

Tak mampu lagi menjawab apa-apa

Karena selama ini…

Lidah terlalu mendominasi dalam berkata-kata

Menyepelekan..Melalaikan.. Lalu terlena meninggalkan Tuhan

 

Tinggallah…

Tinggallah jiwa yang kosong dan rapuh ini

 

Maa Rabbuka..maa rabbuka.

Aaa…aku tak tahu…Aku tak tahu

Sungguh aku tak tahu…

 

Mata itu semakin bengis menatap penuh ngeri dan kebencian

Tiba-tiba lecutan cambuk berduri menampar tubuh ini

Aaaahhhhhhh.. Sakitttttttt..sakittttttttttttttttttttt

Kuku-kuku tajam menusuk tubuh yang tak bisa lagi apa-apa

Darah menetes dan berceceran membasahi kafan yang sudah terkoyak-koyakan

Lalu bau amis mengudara dan mengundang…

Serombongan kalajengking, lipan, semut-semut api

Dan serangga-serangga berbisa lainnya

Menggerogoti tubuh yang sudah tak berdaya lagi

Dari kepala hingga kaki

Memasuki semua pori dan lubang-lubang tubuh ini

Serta bagian-bagian yang terluka dan terburai

Mereka menggigit sekuat hati..

Gigi dan capitan tajam yang menyakitkan

Meninggalkan cairan bisa yang memerihkan

Aahhh…perihhh…sakiitttttt…ampuunnnnnnnn

Ingin rasanya berteriak keras meminta tolong

Anakku….tolong ayahmu ini

Anakku….tolong ibumu ini..

Ayah…. Tolong aku ayah….

Ibu….tolong aku ibu…

Aku tak sanggup…

Aku menyesal

Menyesal atas segala kelalaian selama ini..

Abai atas setiap salah dan dosa

Menyakiti banyak orang-orang dengan kata-kata

Penuh sombong, angkuh dan merendahkan orang-orang

Ternyata di matamu…

Justru aku makhluk hina dibandingkan mereka yang sering kukata-katai

 

Ampuni aku ya Allah..

Ampuni aku ya Allah…

Aku ingin kembali, biar bisa berbuat baik lagi

Beramal nantinya  tanpa kenal lelah

Rendah hati dengan sesama

Berilah aku kesempatan hidup..

Kesempatan hidup lagi

Walau hanya untuk satu atau dua hari

Akan ku abdikan sepenuhnya jiwa ini pada mu ilahi

Ya Allah ilahi Rabbi

Keluarkan aku dari ruang sempit penuh ngeri ini

Astaghfirullah…..robbal baroyya

Astagfirullah…minal khotoya

Astaghfiruallah… robbal baroyya

Astaghfirullah minal khotoya..

 

Saudaraku … para leader sekalian

Mari kita buka mata kita pelan-pelan

Lihat kiri dan kanan

Ternyata Allah masih beri kita kehidupan

Mari .. mari kita manfaatkan

Berlomba-lomba dalam kebaikan

Tak peduli apapun profesi dan jabatan kita

Semua itu adalah sarana yang diberi tuhan pada kita

Agar bisa mengemban amanah dan menebar kebaikan

Meraih ridho Allah, sang ilahi rabbi penguasa alam

 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENERIMAAN SANTRI BARU MA PP DINIYYAH AL AZHAR MUARA BUNGO-JAMBI

MUTIARA KATA - KATA