Jumat, 19 Agustus 2016

PERJALANAN PRESTASI BIOLOGI DI PONPES DINIYYAH MUARA BUNGO


Sejak pertama dibukanya program jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Diniyyah Muara Bungo tahun 2008, sudah banyak prestasi peserta anak didikku dalam bidang studi Biologi. Berikut Catatan Waktu dan Nama dari beberapa peristiwa yang sudah terangkum sejak tahun 2009 s/d sekarang.

  • Tahun 2009 : Adityo Okta Pratama (kelas X MAS Diniyyah) sukses meraih juara III Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) tk. SMA/MA se-Kab. Bungo,  Bidang studi Biologi
  • Tahun 2010 : Rezki Andhika ( Kelas VIII MTs Diniyyah sukses meraih juara III Pra Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Biologitk. SMP/MTs se- Kab. Bungo
  • Tahun 2011 : Maysaroh Syafaatin (kelas XI MAS Diniyyah Muara Bungo) sukses meraih juara I Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Biologi tk. SMA/MA se-Kab. Bungo
  • Tahun 2011 : Joko Susilo (Kelas XI MAS Diniyyah) sukses masuk finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Biologi tk. SMA/MA se-Sumatera yang diadakan oleh Hima Biologi Universitas Andalas Padang
  • Tahun 2011 : Elfia Nora dan Rodhiah Z (Kelas XI MAS Diniyyah ) sukses juga menembus babak finalis Lomba Karya tulis ilmiah (LKTI) Biologi tk. SMA/MA se-Sumatera di Hima Biologi Universitas Andalas Padang
  • Tahun 2011 : Joko Susilo, Yulia Gustina dan Efi Purwanti menerima penghargaan keikutsertaan dalam Olimpiade Peneliti Siswa Indonesia (OPSI) Kemendikbud RI bidang penelitian Biologi
  • Tahun 2012 : Maysaroh Syafaatin (Kelas XII MAS Diniyyah Muara Bungo) sukses meraih juara 3 Olimpiade Biologi tk. SMA/MA se-Provinsi Jambi yang diadakan oleh Hima Biologi IAIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi.
  • Tahun 2012 : Tim Biologi yang diketuai oleh; Ila Wahyuni, dan beranggotakan: Sri Hartati, Risma, dan Dian Aulia Triyuska sukses meraih juara I Kingdom Games Biologi tk. SMA/MA se-Provinsi Jambi yang diadakan oleh Hima Biologi IAIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi
  • Tahun 2013 : Nurul Jannatul Yusofi (Kelas VIII SMP IT Al Azhar 3 Muara Bungo) berhasil lolos mewakili Kab. Bungo ke Olimpiade Sains Provinsi (OSP) Bidang Biologi.
  • Tahun 2014 : Nurul Jannatul Yusofi, Diah Tri Andini, dkk berhasil  meraih juara 1 LKTI Biologi tk. SMP/MTs se-Indonesia di Hima Biologi Universitas Andalas Padang
  • Tahun 2014 : Nurul J. Yusofi, Lela Rahmawati dan Haryuni Husna sukses menembus babak final Olimpiade Sains Biologi tk. SMP/MTs se-Provinsi Jambi di SMA N Titian Teras Jambi
  • Tahun 2014 : Ade Randa, Tri Ulfa, Haryuni H, dkk, meraih juara 1 Kingdom Games Biologi tingkat SMP/MTs se-Provinsi Jambi di Hima Biologi IAIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi
  • Tahun 2015 : Muhammad Ariq Daffa (Kelas VIII SMP IT AL Azhar 3 Muara Bungo) sukses meraih juara 2 Olimpiade Sains Biologi tk. SMP/MTs se-Provinsi Jambi di SMA Xaverius I Jambi.
  • Tahun 2015 : Muhammad Ariq Daffa sukses meraih juara 2 Olimpiade Sains Jambi Ekspress tk. SMP/MTs se-Kab. Bungo di SMP N 1 Muara Bungo
  • Tahun 2015 : M. Ariq Daffa meraih juara 3 Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Biologi tk. Kab. Bungo dan mewakili kabupaten ke ajang Olimpiade Sains Provinsi (OSP) Jambi
  • Tahun 2015 : M. Ariq Daffa meraih juara 3 Olimpiade Sains Biologi tk. SMP/MTs se-Sumatera pada ajang SOCHA MAN Insan Cendekia Jambi
  • Tahun 2015 : M. Ariq Daffa meraih juara 3 Olimpiade Sains Biologi tk. SMP/MTs se-Kab. Bungo di SMA N 2 Muara Bungo
  • Tahun 2016 : Ulul Azmi dan Chika Anugrah (Kelas X MAS Diniyyah) Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Biologi tk. SMA/MA se-Indonesia di Hima Biologi Universitas Andalas Padang
  • Tahun 2016 : Siti Aisah (Kelas XI MAS Diniyyah) berhasil meraih juara 3 Kompetisi Sains Madrasah (KSM) bidang studi Biologi tk. MA se-Provinsi Jambi
  • Tahun 2016 : Siti Aisah, Juara 2 Ice Breaking Olimpiade Biologi IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi  
  • Tahun 2016 : Siti Aisah, Juara 1 Olimpiade Biologi Goes To Singapore Seleksi Kab. Bungo 
  • Tahun 2016 : Siti Aisah, Juara 3 Olimpiade Biologi Goes To Singapore Seleksi Provinsi Jambi

Semoga terus berlanjut untuk para anak didikku dimana saja berada...!!!
Salam Biologi !!


 
                           Juara 1 & 3 di IAIN STS Jambi           Juara 1 LKTI Biologi di UNAND

Juara 2 Biologi di SMA Xaverius Jambi


Siti Aisah, Juara 2 Ice Breaking Biologi IAIN STS Jambi

CERPENKU : MERAIH MIMPI KE NEGERI SAKURA

By. Sunandar,S.Si

Sudah tiga minggu perkuliahan semester III ini  berjalan. Sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan kehadiran beliau di kampus. Walau di angkatan kami, ada Cici yang pernah menjadi teman yang sama sekolah semasa beliau di SMA N I Curup dulu , tapi tetap dia tidak mengetahui sama sekali kabar tentang anak itu. 

" Ardi itu tinggal di Desa Tebat Tenung Dalam Bermani Ulu, sangat jauh dari tempat tinggalku . Jadi kami jarang ketemu," terang Cici, ditanya Budi di sela-sela rapat angkatan Biologi 2001 Universitas Andalas siang ini.

Budi yang merupakan komting (baca:ketua angkatan) merasa terbebani akan ketidakhadiran Ardi selama ini. Para Dosen dan senior terus menanyakan padanya tapi tidak ada jawaban pasti alasan yang tepat kenapa cukup lama absen di perkuliahan ini. Tradisi kami, pertanyaan senior biasanya dianggap sangat menyudutkan  wibawa komting karena dinilai tidak mampu memimpin angkatannya. Inilah yang memotivasi beliau mengumpulkan kami hari ini.
Dalam rapat aku menyampaikan persoalan yang dihadapi Ardi selama ini mulai dari kesulitan ekonomi hingga ketidakhadirannya dalam berbagai pertemuan para mahasiswa Biologi yang dianggap wujud ketidak kompakan angkatan kami. Semuanya sangat tertegun kala mendengarkan ceritaku.

" Kuliahnyo terancam putuih,  soalnyo adik dio baru tamaik SMP, nak nyambuang ke SMA," ungkapku sedikit berhati-hati berbicara.

"Tapi blum adokan alasan pasti, gara-gara itu Ardi dak hadir ka kampus," tukas Budi seakan belum begitu percaya sepenuhnya apa yang kusampaikan. 

"Boleh jadi alasan tu mah...tapi inyo dak pernah tabukak selamo ko, mungkin cuma ka putra se mah nampaknyo,"  jelas Deni meyakinkan.

"Apo nan biso kito lakukan, apo perlu  iuran agar inyo bisa  ke Padang", tanya Budi menyikapi semuanya

"Iyo...kita iuran se lah, bukti solidaritas kito ka kawan seangkatan mah !!!" ungkap Rita dan Tati serentak

" Tapi Kita harus pikir matang dulu, kalo mau iuran,  jelas batas sampai kapan selesainya. Tidak mungkin biaya hidup dan kuliahnya kita tanggung pula nanti," ujar Budi sedikit keberatan.

"Lagian juga, masalah Ardi itu belum pasti," sambung Eni seakan mendukung Budi.

Begitulah suasana rapat sore itu. Akhirnya tak ada putusan konkrit selain menunggu persoalan pasti yang melanda Ardi. Berbagai perdebatan terjadi, perlu atau tidaknya membantu tapi karena sudah terlalu sore, rapat dipending tanpa putusan yang jelas.Akupun pergi meninggalkan ruang rapat.

" Eh, ada bawa kadal untuk praktek sore ini put", ujar Arif dengan raut panik tiba-tiba ketika bertemu aku dikoridor mushalla FMIPA UNAND sore itu. Kuakui, sore ini kami akan melakukan praktikum anatomi hewan. Para asisten yang didominasi senior tidak akan mentolerir mahasiswa juniornya yang tidak membawa objek praktikum untuk ikut perkuliahan. 
" Ah, aku tidak sempat mikir kadal lagi rif, tengok ajalah nanti. Aku lagi mikir si Ardi seharian ini, Kasihan dah hampir sebulan kawan kita ga masuk kuliah, " ujarku sedikit cuek merespon pertanyaan mahasiswa asal Jakarta ini

"Iya deh..iya deh,"cetusnya sedikit kesal kemudian berjalan meninggalkanku.

Aku terus menuju Mushalla tanpa hiraukan lingkungan sekitar. Setelah berwudhu, melaksanakan sholat Zuhur yang sempat terlalaikan gara-gara rapat tadi. Bagiku, mushalla adalah tempat tepat untuk menenangkan pikiran. Selain itu, tempat ini juga sering aku gunakan bersama Ardi menjadi tempat diskusi selepas sholat. Kami sering diskusi dan bercerita tentang banyak hal. Mulai dari persoalan kuliah hingga masalah pribadi.
Ardi pernah bercerita banyak tentang kehidupan orang tuanya berpenghasilan rendah yang digunakan untuk menafkahi  tujuh orang kakak dan membiayai kuliah dirinya serta adik yang masih kelas IX SMP Negeri  3 Curup Bengkulu.. Bermodal kerja menjadi buruh di perkebunan kelapa sawit, orang tuanya berusaha membantu pendidikan anak-anaknya sebaik mungkin. Ardi sendiri merupakan satu-satunya yang mengecap pendidikan kuliah, dibandingkan kakak-kakaknya yang hanya tamat SMP dan SMA saja.
Terkadang pernah sempat aku lihat raut kesedihan, saat dirinya kehabisan biaya bulanan. Beruntung dirinya sangat rajin berpuasa Senin- Kamis, dan bahkan pernah juga berpuasa Nabi Daud (sehari puasa, sehari lepas) jika dalam kondisi krisis keuangan bulanan. Aku sebagai teman beliau, terkadang ikut membantu di saat kondisi biayaku masih memungkinkan.
****

Hari ini aku bahagia sekali. Barusan tadi pagi aku membuka rekening bank-ku,  ternyata orang tuaku sudah mengirimkan biaya untuk sebulan kuliahku ke depan. Alhamdulillah, orang tuaku tidak punya masalah serumit Ardi. Jumlahnya mencukupi, cukup untuk biaya kos dan biaya sehari-hariku di Kota Padang selama sebulan. Jika bersisa, aku memilih membeli buku-buku yang bermanfaat seperti buku agama dan buku motivasi yang bisa membantu pengembangan kematangan diriku.
Tidak seperti biasa, hari ini aku memang sengaja datang agak cepat ke kampus, karena jadwal kuliah dimulai agak siang dari hari biasa, sekitar jam 10.00. Sengaja aku turun dari bus kampus di halte Fakultas Ekonomi, berjalan menyusuri lorong-lorong Universitas dan menatapi keindahan alam hutan Limau Manih. Kampus ekonomi merupakan gedung pertama yang selalu dilewati bus kampus, jika masuk ke kawasan Universitas Andalas. Kampus terakhir adalah Politeknik. Kampus FMIPA yang merupakan lokasi jurusanku, cukup jauh dari Fakultas ekonomi. Butuh perjalanan 20 menit untuk melewati koridor kampus.
Pukul 08.30 WIB, aku sudah mulai melihat portal dan papan nama Jurusan Biologi dari kejauhan tapi aku belum berminat ke sana. Aku sengaja menuju ke Mushalla FMIPA terlebih dahulu guna melaksanakan sholat Dhuha. Bagiku, sholat 2 rakaat cukup membantu menjaga ketenanganku sebelum masuk ruang kuliah.  10 menit kuhabiskan untuk sholat Dhuha. Setelah berdo'a, aku bersiap-siap kembali menuju tujuan lokasi utamaku, jurusan Biologi FMIPA UNAND.
Dari jarak  tidak terlalu jauh, papan jurusan Biologi sebenarnya bisa dilihat. Kuberjalan menuju ruang tamu. Dari kejauhan kulihat sosok seseorang yang duduk lemas sambil membaca koran yang ada di sana. Sengaja aku menatap ke depan, melihat siapa gerangan yang sudah sampai duluan , sebuah ruang yang sering digunakan para mahasiswa Biologi untuk berkumpul sebelum masuk kuliah. Tidak bisa kulihat jelas wajahnya, tapi aku yakin itu adalah mahasiswa Biologi karena memang itu telah menjadi kawasan jurusan kami.
Semakin dekat, aku semakin penasaran memperhatikan sosok itu, karena hampir mirip Ardi Cendana yang jadi perbincangan kami selama ini. Dalam jarak sekitar 10 meter, aku tertegun dan langsung berlari bahagia teramat sangat.
" Ardiiii !!!!, teriakku sambil berlari.
" Eh,...Ondeh, apak Putra mah….," teriaknya sambil menoleh dan berjalan menujuku tersenyum.
"Apa khabarnya, kok dak pernah muncul di kampus," tanyaku basa-basi sembari mengajak kembali ke tempat duduk tadi.
" Dak do pak, cuma palapeh taragak jo urang tuo di kampung," ungkapnya sambil ketawa meniru logat Padang yang bukan kebiasaannya.
" Serius pak," tanyaku sedikit tak percaya melihat raut wajah ketawanya dengan bola mata hampa, penuh keterpaksaan menutupi masalah yang dihadapi. Setelah berkali-kali aku mencoba mengungkit, akhirnya beliau bersedia untuk menceritakan.
" Aku disuruh berhenti kuliah put…karena adikku sudah mulai akan masuk SMA tahun ini, Bapak tidak sanggup lagi memikul biaya” tuturnya dengan lidah agak keberatan.
“ trus kamu mau ardi, “ujarku sedikit terkejut.
“ Ga, aku tidak mau.  Aku akan berusaha mati-matian untuk sukses walau harus mengorbankan diri menyelesaikan kuliah,”ungkapnya dengan nada tegar.
Sulit memang, selain memikirkan biaya kuliah, Ardi juga harus memikirkan biaya kos-an dan biaya hidup dirinya di kota Padang yang sangat tinggi. Cukup lama kami berdiskusi pagi itu. Dari kejauhan sudah terlihat, Oki dan Tono berlari menuju ke arah kami. Sepertinya baru menyadari  kehadiran sosok Ardi dari kejauhan. Pukul 10.00, semua teman sudah berdatangan. Mereka bersalaman dan bertanya banyak pada Ardi tapi beliau hanya menjawab, kerinduan di kampung telah hampir melupakan dirinya untuk ke Padang.
****
" InsyaAllah, jurusan akan merekomendasikan anda menerima Beasiswa Bank Indonesia Untuk Mahasiswa Berprestasi tahun ini, mudah-mudahan bisa membantu meringankan biaya hidup selama semester 5 dan 6 ini " ungkap ketua Jurusan Biologi Pak Prof. Dr.Anton,M.Si saat Ardi mengeluhkan kendala yang ia hadapi di ruang jurusan pagi itu.
Diakui, dengan nilai IPK yang rata-rata 3, 75 telah memberikan kepercayaan banyak orang akan kualitas dirinya. Bahkan beberapa dosen, banyak menitipkan anak-anaknya untuk belajar privat bersama Ardi. Tentu saja honor yang didapatkan lumayan untuk mengurangi beban biaya hariannya.
Sukses mendapatkan beasiswa , dirinya tak mau berleha-leha lagi. Selain fokus kuliah, dirinya juga aktif dalam kegiatan organisasi dan jurnalistik (menulis).  Hobi menulis ia dapatkan pada masa SMA. Di sela-sela kesulitan ekonomi kala itu, dirinya masih bisa mempertahankan rangking 3 besar di sekolah serta sukses mengharumkan nama sekolah dalam lomba menulis cerpen remaja sebagai peserta terbaik tingkat Provinsi Bengkulu tentang Impianku ke Negeri Sakura. Prestasi menulis cerpen kembali berhasil ia dapatkan, ketika cerpennya tentang Kekasih Malam, diterbitkan oleh Majalah Annida tahun 2005.
Walau aktif mencari tambahan biaya hidup di Kota Padang, Ardi tetap bisa menempatkan diri untuk fokus kuliah. Bahkan kepercayaan dosen juga semakin bertambah akan kualitas dirinya. Tahun 2004, dirinya dimasukan sebagai salah satu tim pembina Training Sains Centre yang menangani dunia Olimpiade Sains Nasional (OSN) untuk SMP dan SMA tingkat Sumatera Barat.  Berkat kegigihan, keuletan dan keilmuannya yang luas, siswa didikannya yang bernama Ihsan asal SMA N 1 Padang Panjang berhasil mendapatkan medali emas tingkat Nasional dan medali perak pada ajang International Biology Olympiad (IBO) tahun 2005 di Beijing, China.
Kemampuan mengajarnya sangat bagus, karena pemahamannya luas dan juga sangat rajin membaca ragam buku pelajaran. Dengan banyak prestasi dan IPK yang tinggi, ternyata tidak menjadikan dirinya sombong. Bahkan rutinitas puasa Senin dan Kamis serta berjalan sepanjang 2 Km setiap hari menuju kampus tetap dilakukan. Karena baginya, sewaktu-waktu bisa saja biaya kuliahnya terganggu jika terlalu boros dengan anggaran.
Berkat kegigihannya, pertengahan tahun 2005 Putra sukses menyelesaikan kuliah S1-nya dengan IPK 3,79 berstatus lulusan terbaik UNAND. Ini menjadi daya tarik Wakil Gubernur Sumatera Barat Prof. Dr Marlis Rahman, M. Sc kala itu,  membantu Putra melanjutkan studi S2 melalui pemberian Beasiswa Mahasiswa Berprestasi di kampus yang sama. Dalam tempo 1 tahun 8 bulan, tahun 2008 studi S2 ia selesaikan dengan predikat lulusan terbaik S2 UNAND dengan IPK 4,00.
Kebahagian Ardi semakin bertambah, saat dilaksanakannya tes CPNS Dosen Biologi UNAND tahun 2008, dimana dirinya berhasil lulus sebagai salah satu peserta yang mampu menyisihkan puluhan sarjana magister biologi lainnya yang ikut. Kefasihannya dalam bahasa Inggris dan penguasaan akan bidang studi Fisiologi Hewan menjadi dasar utama kebutuhan penerimaan dosen kala itu. Beliau berhasil lolos karena dianggap calon yang sangat menguasai bidang studi yang dibutuhkan.
Kualitasnya yang bagus, diikuti dengan dedikasi yang kuat untuk melakukan perubahan, menyebabkan dirinya dibutuhkan hampir banyak instansi Pendidikan. Di kalangan pelajar SMP dan SMA, dirinya dilibatkan untuk tim pembinaan pelajar ke tingkat nasional dan internasional. Di kalangan mahasiswa, aktif membina mahasiswa ke ajang olimpiade ON MIPA. Sedangkan di institusi kampus lainnya, dia dibutuhkan menjadi dosen luar biasa di STAIN Batu Sangkar dan perintis salah satu kampus STIKES swasta di kota Padang.
Bakti pada orang tuanya tetap sangat terlihat. Saat dirinya dinyatakan lolos menjadi Dosen kedua orangtua diajak berekreasi ke Kota Padang. Sebuah kebanggaan sangat dirasakan orang tuanya, walau seorang buruh tapi dia sukses mendidik anak-nya menjadi pribadi yang berdikari. Adik paling bungsu pun sudah menjadi tanggungannya, hingga menyelesaikan S1 tahun 2011.
Aku memang sudah jarang bertemu sejak 3 tahun terakhir, kecuali sebatas kabar via telepon dan facebook. Aku yang saat ini menjadi guru di Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo terkadang meminta bantuan beliau via email agar mengirimkan soal-soal Olimpiade Sains Nasional (OSN) Biologi dalam pengembangan kualitas anak didikku. Berkat arahan dan bimbingan beliau, aku termotivasi untuk menyukseskan mereka.
Hal ini terbukti, tahun 2012 aku sukses mengantarkan Santri MA Diniyyah Muara Bungo meraih juara I OSN tingkat SMA se-Kabupaten Bungo dan Finalis LKTI Biologi tingkat Sumatera tahun 2012 di Universitas Andalas. Selain itu, anak didikku di SMP IT Al Azhar 3 Muara Bungo juga sukses mewakili Kabupaten Bungo dalam ajang Olimpiade Sains Nasional tingkat Provinsi Jambi. Kedua sekolah itu merupakan yayasan yang sama dimana menjadi tempat aku mengabdikan ilmu dan karyaku. Kesuksesan lain dari pengaruh peran dia adalah, para santriku mulai banyak diterima di kampus favorit yang selama ini dianggap suatu mimpi bagi mereka.Beberapa diantaranya diterima di STT Telkom Bandung, UNAND, UNP, UNRI, UNJA, UIN Sultan Syarif Kasim, dan kampus swasta favorit lainnya di Pulau Jawa.  Aku sadari, peran Ardi punya andil mengubah dan memotivasiku agar sukses mendidik anak-anak bangsa di sebuah kota kecil Muara Bungo ini.  
Bahkan kesalutanku bertambah, walau sudah menjadi seorang dosen, dia masih menyempatkan diri membina anak-anak SMP dan SMA melalui program pembinaan OSN. Semangatnya semakin meluap, jika beliau mengetahui ada anak didiknya yang kurang mampu. Karena ia sudah menyadari betapa banyak kesulitan yang dialami seorang anak ketika menghadapi masalah itu. Dia akan banyak memotivasi, setiap anak tak mampu agar tetap memberikan prestasi belajar walau tekanan ekonomi terus menekannya.
“ Prestasi itulah yang akan menyelamatkan diri seorang anak tak mampu bisa keluar dari tekanan thidup yang ia alami,” pesannya selalu padaku dalam mendidik anak sekolah.
Sebuah pesan masuk ke inbox facebookku. “ Oii..Putra Buana, alhamdulillah saya sekarang sedang mengikuti program Doktor fisiology Organ di Jichi Medical University, Jepang melalui beasiswa program research assistan,”. Sebuah puncak kesuksesan, atas kerja keras yang telah ditempuh selama ini. Impian ke Negeri Sakura, menjadi sebuah kenyataan. (*) 

NB. Cerpen ini terinspirasi atas perjalanan hidup seorang Dosen Biologi Universitas Andalas. Nama-nama dan beberapa gaya bicara bersifat fiktif, namun subtansi perjalanan hidup tokoh adalah nyata.

MUTIARA KATA - KATA


Kumpulan kata-kata penyemangat hidup dari pena rijalul_azam
  • " Seseorang dianggap sudah memahami agamanya bukan karena ia telah lama dan banyak belajar dari berbagai guru dan jenjang pendidikan agama, tetapi seberapa banyak ia mengamalkan apa y telah ia pelajari. Karena dosa tidak hanya menimpa mereka para orang yang bodoh tapi juga yang berpengetahuan sering usil & jahil" 
  • " Santri Juara, barang kali cita-cita hidup yang sangat sederhana. Makna kata santri sangat mendalam,mereka mengamalkan nilai keislaman dan siap berbagi pd dunia, " Islam adalah Rahmatan lil alamin ".Silahkan ambil posisi juara bidang apapun, tanpa mghilangkan identitas kesantrian.Buat apa melahirkan anak juara jika pada akhirnya justru mempermalukan dan menganggu umat islam sendiri."
  • "Zaman sekarang, kalo ingin mencari dan melihat kebenaran maka lakukanlah analisa berpikir terbalik, karena para setan sudah menguasai panggung-panggung"
  • "Mereka lupa, bahwa sosok ibnu abbas dan imam syafii adalah sosok orang-orang terbaik yang hafal quran dan hadits di masa anak-anaknya.Tak terbayangkan, bagaimana mereka melewati masa-masa bermain sebagaimana menjadi sesuatu yang sangat penting & sensitif bagi para pendukung KPAI  ? (Mencoba berpikir berbeda dari orang kebanyakan)"
  • "Jika kebenaran semakin sulit diperjuangkan maka jangan kecewa, kembalilah pada prinsip dasar, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksaan Allah y sangat pedih. Jangan bersedih, karena kebenaran tidak dilihat dari siapa yang menyampaikan & jumlah yang mengikuti, tapi sejauhmana ia telah mengikuti aturan koridor Allah SWT"
  • "Nabi Nuh saja berdakwah hampir 1000 tahun tanpa lelah, cuma dapat pengikut satu kapal yang mau menerima petunjuk Allah, itupun sedikit manusia,banyak hewan. Lantas, bagaimana bisa anda berkata letih & capek untuk semua itu, jika baru dilakukan beberapa tahun saja."
  • "Terkadang ada rasa sedih, ketika orang yang telah kita didik sekian tahun ketika tamat melepaskan hijab dan karakter keislamannya, tetapi ketika kita ingat firman Allah, engkau tidak dapat memberikan petunjuk pada orang yang engkau cintai, tetapi Allah memberikan pada orang yang dikehendakinya. Bukan kah rasulullah tdk bisa memberikan hidayah pd pamannya abu tholib ? bersyukur lah buat para hamba yang telah diberikan kenyamanan & dibukakan pintu hatinya untuk selalu dekat padaNya"
  • " Barang siapa yang Allah sesatkan hatinya,maka tidak akan ada yang dapat memberikan petunjuk,meskipun keluarga dan seisi dunia berusaha untuk memberi petunjuk padanya..Seorang da'i hanya menyampaikan,tapi ketika mereka berpaling, tidak perlu disesalkan/disedihkan krn semua adalah hak Allah untuk menentukan..."
  • " Bukan politik y melahirkan generasi tarbiyah, tetapi ia hanyalah ijtihad generasi tarbiyah untuk membuat semuanya berjalan mienjadi lebih cepat dan lebh baik. Karena itu, ketika ia ditempatkan di bidang apapun (politik, ekonomi, pendidikan,sosial, budaya, seni, militer, sports), dia harus menjadi lebih baik dengan saling menguatkan satu sama lain seperti bangunan yang kokoh. Tarbiyah adalah ruh kebangkitan menuju indonesia lebih baik..."
  • " Percayalah, semuanya yang kita cintai dan rindukan hari ini akan kita lepaskan tanpa perasaan, kecuali jika segala pertemuan yang dibungkus atas dasar takwa karena ALLAH SWT, meluruskan niat sedari sekarang adalah salah satu bentuk kesiapan menuju suatu hari pemanggilan yang sudah dipastikan ..."
  • "Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali pada keadaan asing. Berbahagialah mereka yang terasing ( HR. MUSLIM). Untuk mjd muslim sejati hari ini akan sangat sulit. Jika anda anak muda y sholeh dan istiqomah, bersiap untuk diwaspadai, dicurigai, dicecar sebagai teroris, ekstrem, radikal, ISIS dsb-nya. Sesungguhnya semua itu sudah sunnatullah harus dilalui mereka yang ingin istiqomah di akhir zaman. Kuat kan hati mu, karena surga itu hanya buat mereka yang sudah teruji melewati berbagai ujian & cobaan dari Allah "

Selasa, 21 Juni 2011

CARA AGAMA MEMANDANG KONSERVASI ALAM

Pendekatan Agama Untuk Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Oleh. Sunandar, S.Si
(Kepala MAS Diniyyah Al Azhar Bungo dan Sarjana Ekologi Jur. Biologi Universitas Andalas)


Pelestarian keanekaragaman hayati (Biodiversity) adalah sesuatu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Keragaman makhluk hidup akan memberikan kekuatan untuk terjadinya interaksi antar seluruh komponen yang ada di alam. Namun keragaman tidak selamanya stabil. Ada kalanya mengalami penurunan yang disebabkan faktor alam (gempa bumi, banjir, kebakaran dan longsor) ataupun faktor dari manusia yang rakus mengeksploitasi alam. Penebangan liar, perburuan illegal, pembukaan lahan dan pemukiman tanpa terkendali serta fragmentasi lahan untuk kawasan industri merupakan gangguan manusia yang sangat diperhitungkan sekali di masa kini sebagai pemicu utama terjadinya penurunan nilai keanekaragaman hayati di alam.
 Penurunan pada nilai keanekaragaman akan menyebabkan turunnya hubungan interaksi antar makhluk hidup sehingga keseimbangan tidak ada lagi. Jika ekosistem terganggu maka semuanya yang ada di dalamnya termasuk manusia akan ikut merasakan dampak buruknya. Walaupun juga ada faktor dari alam seperti; banjir, longsor, kebakaran , gempa bumi dan sebagainya tapi sebagian dari kasus-kasus tersebut justru diinisiasi (diawali) ulah manusia itu sendiri. Ekosistem yang sudah terlalu rusak oleh manusia mengakibatkan kemampuan alam agak sedikit kesulitan untuk melakukan suksesi atau menormalisasinya sehingga bencana alam menjadi tak terhindarkan untuk tidak terjadi.  
Konsep pelestarian keanekaragaman hayati membutuhkan banyak pendekatan agar keselamatan alam bisa terlaksananya dengan baik. Salah satu pendekatan yang coba untuk digalakkan para konservasionist (ahli konservasi) adalah melalui pendekatan nilai-nilai keagamaan. Bukan bermaksud mengesampingkan pendekatan lain seperti; ilmu pengetahuan dan teknologi, pendekatan hukum, pendekatan sosial budaya, dan pendekatan wisata tapi pendekatan ini dianggap penting karena dogma-dogmanya yang sangat mengikat. Pendekatan keagamaan dalam pelestarian memiliki makna bahwa nilai-nilai keagamaan dapat menjadi sendi yang sangat penting untuk menaungi terlaksananya pelestarian alam di lingkungan masyarakat yang beragama.
Keraf (2002) menyatakan pada dasarnya seluruh agama di dunia mengajarkan manusia untuk hidup damai, berkelanjutan dan berharmonisasi dengan alam. Spritualitas keagamaan diakui Mangunjaya (2006) penting untuk jadi pertimbangan para ahli lingkungan untuk mengingatkan manusia agar memelihara dan melestarikan alamnya.. Fritjof Capra juga pernah mengungkapkan bahwa banyaknya musibah yang terjadi di bumi disebabkan karena pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dilakukan manusia sangat minus dengan nilai-nilai spritualitas. Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore juga membenarkan hal yang demikian dengan mengungkapkan pernyataan yang cukup terkenal yaitu;
Semakin dalam saya menggali akar krisis lingkungan yang melanda dunia, semakin mantap keyakinan saya bahwa krisis ini tidak lain adalah manifestasi nyata dari krisis spiritual kita
Dengan demikian, konsep pelestarian terhadap keanekaragaman hayati tidak lagi menjadi monopoli orang-orang ekologi saja atau orang yang fanatik dengan prinsip konservasionisme (paham konservasi) semata saja tapi menjadi syariat yang dapat dipakai oleh seluruh manusia yang mengaku beragama. Masalahnya, krisis lingkungan saat ini sangat membutuhkan keterlibatan agama sebagai sendi untuk melestarikan alam. Dogma-dogma agama sangat diperlukan untuk memberikan kekonsistenan sikap manusia dalam melakukan penyelamatan terhadap alam dimana beragam makhluk mendiaminya dan hidup di dalamnya.  
Aplikasi  keterlibatan agama secara nyata mulai dibuka dan  diterapkan pasca Deklarasi Assisi (1986) yang dimotori oleh World Wildlife Fund (WWF) di Assisi Italia. Para tokoh agama masing-masing diberi kebebasan menyampaikan pandangan keagamaannya terkait upaya pelestarian alam dan membangun komitmen bersama dalam deklarasi untuk menyelamatkan lingkungan alam dari krisis.
Menurut Primack et al (2007) ada beberapa point pernyataan penting yang diungkapkan para tokoh agama dalam Deklarasi Assisi tersebut terkait penyelamatan lingkungan.
1.            Manusia adalah pengemban amanah yang berkewajiban untuk memelihara keutuhan ciptaan-Nya, integritas bumi, serta flora dan faunanya, baik hidupan liar maupun keadaan alam aslinya. (Pandangan Tokoh Agama Muslim)
2.            Kami melawan segala terhadap segala bentuk eksploitasi yang menyebabkan kerusakan alam yang kemudian mengancam kerusakannya (Pandangan Tokoh Agama Kristiani).
3.            Kita harus mendeklarasikan sikap kita untuk menghentikan kerusakan, menghidupkan kembali menghormati tradisi lama kita (Pandangan Tokoh Agama Hindu).
4.            Kerusakan lingkungan hidup merupakan akibat dari ketidaktaatan, keserakahan dan ketidakpeduliaan (manusia) terhadap karunia besar kehidupan (Pandangan Tokoh Agama Budha).
Dalam skala regional, pertemuan tokoh agama juga pernah dilakukan yang difasilitasi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerja sama dengan The World Bank dalam acara Conference on Religion and Conservation pada 18 Desember 2002, yang menghasilkan ‘Kebun Raya Charter’ . Inti dari piagam ini adalah sangat perlunya meli­bat­kan peran para pemuka agama dan ulama dalam menanggulangi permasalah konservasi alam dan lingkungan hidup.
Pelestarian bukanlah sesuatu hal yang asing dalam nilai-nilai keagamaan. Banyaknya kerusakan alam bukanlah menandakan bahwa pelaku umat yang beragama tidak memiliki nilai-nilai asasi terkait pelestarian alam. Tentu hal ini sangat berbeda dengan apa yang dianggap oleh Lyn White JR. Dia menganggap agama-agama monotheisme mengambil sikap tidak bersahabat dengan alam dimana posisi manusia dianggap sebagai makhluk superior di atas alam sehingga eksploitasi alam menjadi sesuatu hal  yang sakral dibenarkan. Pemikiran Lyn White memang tidak dapat dibenarkan tapi apa yang diungkapkan seharusnya menjadi introspeksi manusia  yang beragama bahwa ketidakkonsistenan taat terhadap nilai agama (baca: pelestarian) telah menimbulkan interpretasi yang salah bagi mereka yang bangga tidak beragama.
Manusia beragama mestinya benar-benar mengetahui dan menjalani nilai-nilai yang tercantum dalam agamanya. Salah satunya adalah adanya kewajiban untuk melakukan pelestarian terhadap keanekaragaman hayati. Berikut pandangan nilai dari beberapa agama dunia terhadap konsep pelestarian keanekaragaman hayati di alam.
Pandangan Agama Islam                                   
Islam merupakan agama yang sangat menganut prinsip rahmatan lil a’lamin (rahmat bagi seluruh alam). Artinya, setiap manusia yang mengaku sebagai umat Islam sangat dituntut untuk bersikap bijak dan penuh rahmat bagi lingkungannya. Termasuk terhadap keanekaragaman hayati yang menjadi komponen utama lingkungan alam sehingga umat Islam memiliki kewajibaan untuk menjaga dan memanfaatkannya secara lestari.
Allah SWT berfirman dalam Al Quran, “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”  (QS : Al-A’raaf-56). Dalam surat lain, Allah SWT juga berfirman, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar (QS: Ar-Rum- 41).
Dua firman Allah diatas sangat nyata terlihat adanya dua penegasan terhadap umat Islam. Penegasan pertama, Allah sangat melarang hamba-hamba-Nya untuk melakukan kerusakan. Kerusakan disini bersifat umum, termasuk salah satunya kerusakan terhadap alam yang menjadi habitat manusia dan makhluk hidup lainnya. Sedangkan penegasan kedua, adanya kejadian kerusakan di darat dan di laut sebenarnya bukan kesalahan pada alam tapi ulah tangan manusia itu sendiri dan mereka jugalah  yang akan merasakan dampak perbuatannya nanti.
Kasus beberapa bencana alam yang terjadi di Negara Indonesia sudah membuktikan kebenaran firman ini. Banjir tahunan yang selalu melanda Ibukota Jakarta disebabkan karena manusia terlalu rakus dalam mengeksploitasi hutan di kawasan Puncak. Lumpur Lapindo Sidoarjo yang merendam ratusan pemukiman yang tak kunjung selesai sampai saat ini juga merupakan  kasus terburuk ulah eksploitasi manusia terhadap alam.  Begitu juga dengan longsor dan kebakaran serta kasus-kasus bencana alam lainnya yang sebenarnya jika diteliti lebih seksama ternyata juga diawali dari kerakusan manusia dalam mengolah alam.
Sikap nyata Agama Islam terhadap pelestarian alam telah ditunjukan Nabi Muhammad Rasulullah SAW semasa hidupnya. Rasul pernah menetapkan suatu kawasan pelestarian yang dikenal dengan istilah sebagai Hima’ dan Harim. Menurut Mangunjaya (2005), Hima memiliki pengertian sebagai suatu kawasan yang khusus dilindungi oleh pemerintah (Imam Negara atau Khalifah) atas dasar syariat guna melestarikan hidupan liar serta hutan. Definisi Hima hampir serupa dengan cagar alam atau taman nasional yang ditetapkan pemerintah saat ini. Kawasan tersebut dilarang untuk dikelola kecuali bagi kemaslahatan umum dan kepentingan pelestarian. Kawasan yang pernah ditetapkan rasul sebagai hima  yaitu, kawasan alam Gunung Al Naqi di sekitar Madinah dengan luas satu kali enam mil ( 1 mil = 1,848 km atau 2049 ha). Kawasan itu memiliki fungsi perlindungan untuk padang rumput, hewan dan tumbuhan yang ada di dalamnya. Sikap rasul ini juga dilanjutkan setelah wafatnya beliau oleh Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khatab. Dua khalifah ini semasa pemerintahannya telah melakukan tambahan kawasan perlindungan terhadap kawasan al-Rabadzah dan al-Syaraf.
Harim memiliki pengertian yang sedikit berbeda dari Hima’. Jika Hima lebih terfokus kepada pelestarian tumbuhan dan hewan, maka harim lebih menekankan perlindungan pada sungai, mata air, lahan pertanian dan pemukiman. Fungsi harim tidak jauh berbeda dengan kawasan hutan lindung yang ditetapkan pemerintah masa sekarang. Ketentuan yang diterapkan adalah pembangunan pemukiman di kawasan harim sangat dilakukan secara terbatas demi menjaga kestabilan mata air untuk kehidupan keanekaragaman hayati yang ada di sekitarnya. Kerusakan pada harim akan berdampak besar terjadinya krisis air yang dirasakan semua makhluk hidup sekitarnya. Kondisi inilah yang harus dicegah terlebih dahulu.
Pandangan Umat Kristiani
Di dalam Agama Kristiani (Katholik) ada kisah nyata seorang ulama kristiani yang sangat bijak terkait pelestarian lingkungan yaitu; Santo Francis Assisi. Ulama kristiani ini berasal dari kota kecil Assisi di Italia. Dia sangat dihargai sebagai ulama yang sangat menghormati setiap makhuk hidup. Setiap menyaksikan makhluk hidup yang ditemuinya, maka dia akan melihat ada keberadaan Tuhan sehingga harus dihargai keberadaannya..
Dalam sebuah perjalanannya St Francis Assisi pernah melihat sekelompok burung. Ketertarikannya pada sekelompok orang menyebabkan dia meninggalkan rombongan perjalanannya dan mendatangi kelompok burung tersebut. Setiba di hadapan kelompok burung, Francis  Assisi membacakan firman Tuhan sembari berdoa: “Saudara-saudaraku para burung, seharusnya kalian bersyukur kepada sang Penciptamu, dan mencintaiNya, Dia memberimu bulu yang indah sebagai pakaian, serta sayap yang membuatmu dapat terbang ke mana pun yang kau mau. Tuhan telah memberikan kekuasaanya atas mu dibandingkan ciptaan-Nya yang lain, memberimu ruang gerak di udara segar sehingga saat terbang kamu tidak pernah tertubruk atau tidak pernah pula terjatuh. Dialah yang melindungimu dari marabahaya dan mengatur hidupmu tanpa kamu merasakan­nya.”  
St. Francis secara tersirat menjelaskan sangat penting bagi manusia yang mengaku sebagai umat Kristiani untuk menghormati kebebasan makhluk hidup lain di alam sebagai perwujudan sikap menghargai keberadaan ciptaan Tuhan. Kenyamanan dan kebebasan makhluk lain adalah bagian dari kasih sayang Tuhan pada makhluk-Nya yang tidak boleh dirusak dengan ketamakan dan kerakusan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kelembutan dan keramahan St Francis Assisi terhadap sesama makhluk hidup tidak hanya terhadap kasus kawanan burung saja tapi dia juga berhasil mendamaikan konflik kawanan srigala dengan warga kota Gubbio Italia. Hal ini mendapatkan perhatian serius dari Paus Yohanes Paulus II sebagai sesuatu hal yang positif. Pada tanggal 29 November 1979, St. Francis Assisi mendapat gelar kehormatan dari Paus sebagai “Pelindung Pemeliharaan Kelestarian Lingkungan Hidup dan juga pelopor perdamaian bagi semua agama”.
Pandangan Umat Hindu
Umat Hindu percaya bahwa alam semesta beserta segala isinya adalah ciptaan Tuhan sekaligus menjadi karunia kepada manusia untuk dimanfaatkan bagi kelangsungan hidupnya. Alam semesta harus senantiasa dijaga kelestarian dan keharmonisannya sesuai dengan sikap pemahaman yang sudah diterjemahkan dalam bentuk filosofi Tri Hita Karana, yaitu sebagai tiga jalan menuju kesempurnaan hidup, Jalan pertama adalah hubungan manusia dengan Tuhan; sebagai atma atau jiwa yang dituangkan dalam bentuk ajaran agama yang menata pola komunikasi spiritual lewat berbagai upacara persembahan kepada Tuhan. Jalan kedua, hubungan manusia dengan alam lingkungannya; sebagai angga atau badan tergambar jelas pada tatanan wilayah hunian dan wilayah pendukungnya (pertanian) yang dalam satu wilayah Desa Adat disebut sebagai Desa Pakraman. Dan jalan ketiga yaitu; hubungan manusia dengan sesama manusia; sebagai khaya atau tenaga yang dalam satu wilayah Desa Adat disebut sebagai Krama Desa atau warga masyarakat, adalah tenaga penggerak untuk memadukan atma dan angga.
Pandangan Buddha, Tao, Konfusianisme dan Shinto
Agama Buddha, Tao, Konfusianisme, dan Shinto, menganggap alam sebagai sesuatu yang sangat sakral. Buddha mengatakan pepohonan dan bumi memiliki semangat Buddha, yaitu adanya kehidupan padanya. Tao juga mengajarkan harus adanya hubungan harmonis manusia dan alam. Konfusianisme menekankan bahwa langit dan bumi dinamakan orang tua agung yang memberi kehidupan dan kebutuhan akan hidup.
            Pendekatan keagamaan untuk pelestarian alam hanyalah salah satu bagian dari berbagai pendekatan yang harus dilakukan untuk menyelamatkan dan melestarikan keanekaragaman hayati. Perjuangan untuk penyelamatan ini tidak bisa dibebankan saja pada satu pihak tapi membutuhkan keterlibatan semua komponen kebijakan sehingga upaya untuk pelestarian terhadap keanekaragaman hayati dapat terlaksana dengan sangat baik. Sangat diakui, pendekatan pelestarian dengan nilai keagamaan memiliki keterikatan nilai tertinggi dimana resikonya adalah sorga atau neraka atau istilah lainnya adanya pahala dan dosa yang akan diterima oleh manusia. Tugas Pelestarian juga akan menjadi suatu tanggung jawab besar bagi insan yang mengaku dirinya beragama. Dengan demikian kewajiban dalam melestarikan keanekaragaman hayati sama halnya dengan proporsi kewajiban ibadah-ibadah lainnya. Bahkan bisa saja tingkatan kebaikan menjadi lebih tinggi, disebabkan banyaknya manfaat kenyamanan hidup yang dirasakan makhluk hidup lain selain dirinya, akibat dari suatu sikap pelestarian. (*)









Konservasi Ayam Hutan

MAKALAH BIODIVERSITY


PELESTARIAN AYAM HUTAN MERAH  (Gallus gallus gallus)
MELALUI KONSEP PENANGKARAN





OLEH.
SUNANDAR, S.Si









PASCA SARJANA BIOLOGI 
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011


  
BAB I. PENDAHULUAN

 1.1. Latar Belakang

            Ayam hutan (Gallus sp) merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang keberadaannya saat ini semakin langka ditemukan di alam sebagai akibat eksplorasi yang berlebih-lebihan. Pada masa lalu saat kondisi populasi masih stabil, kebanyakan orang menangkap sekedar iseng-iseng saja kemudian dijual, tapi seiring perkembangan waktu di masa sekarang, pekerjaan ini sudah menjadi kegiatan yang berlangsung secara semi profesional. Akibatnya beberapa spesies ayam hutan di Pulau Jawa terus mengalami penurunan populasi. Walaupun ada upaya dari para pembeli untuk melakukan pemeliharaan di rumah, tapi tidak adanya info yang memadai bagaimana cara budidaya mengakibatkan ayam hutan mengalami ketakutan dan kematian dalam penangkaran pada waktu singkat sehingga berdampak pada kegagalan  dalam pelestariannya.  (Tanjung, 2003 cit Mufarid, 1997).
            Ayam hutan merah dalam kategori status konservasi IUCN red list ditempatkan pada kategori Least Concern (LC; Berisiko Rendah) artinya diberikan untuk spesies yang telah dievaluasi namun tidak masuk ke dalam kategori manapun (Alamendah, 2009). Kategori rendah artinya tidak tergolong kepada hewan yang terancam punah. Walaupun tergolong kategori tidak terancam punah, jumlah populasinya di alam juga tidak terlalu banyak. Dan dia merupakan sumber plasma nutfah yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya. (Rahayu,  2000)
Secara umum, aktifitas reproduksi ayam hutan diakui semakin sulit disebabkan kuatnya tekanan ancaman perburuan dan penangkapan secara liar di alam. Kondisi lingkungan yang sering mengalami perubahan juga telah ikut mengakibatkan aktifitas reproduksi ayam hutan semakin tidak menguntungkan (Lyavita, 2010). Agung (1996) menyatakan hampir dalam satu dasa warsa terakhir sangat sulit mendengar kokokan ayam hutan di pinggir hutan ataupun di kawasan hutan sendiri. Hal ini sudah menunjukan adanya indikasi mulai terganggunya populasi ayam hutan tersebut di alam.
Gallus gallus gallus merupakan salah satu sub spesies dari kelompok ayam hutan dari kelompok spesies ayam hutan merah (Gallus gallus). Istilah Gallus gallus gallus lebih banyak digunakan untuk ayam hutan merah yang terdistribusi di Pulau Sumatera. Sedangkan di luar Sumatera, ada beberapa sub spesies yang memiliki ciri-ciri hampir menyerupai Gallus gallus gallus. Seperti; Gallus gallus bankiva di Jawa dan Madura, Gallus-gallus murghi terdapat di India dan Bangladesh, Gallus-gallus spadiceus di Myanmar dan Vietnam,
            Tingkat ancaman perburuan dan penangkapan secara liar terhadap Gallus gallus gallus tidak jauh berbeda nasibnya dengan ayam hutan lainnya. Karena itu, upaya pelestarian terhadap Gallus gallus gallus sangat penting dilakukan sejak dini agar populasinya tidak mengalami ancaman kepunahan di masa mendatang. Salah satu upaya untuk menjaga kelestariannya adalah melakukan konsep penangkaran untuk dikembangkan budidayanya dengan menyesuaikan karakter dan habitat untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Budidaya bisa denga cara mengembangbiakan sumber plasma nutfah langsung atau sebagian populasinya disilangkan dengan ayam bekisar dan ayam buras sehingga keberadaannya tetap lestari di alam.

1.2. Rumusan Masalah
Beranjak dari persoalan diatas maka penulisan makalah ini akan membahas:
1. Bagaimanakah konsep penangkaran yang bagus untuk Gallus gallus gallus
2. Kendala apa saja yang dialami dalam pengembangannya ?

1.3. Tujuan
1.  Mengetahui dan memahami konsep pelestarian Ayam Hutan Merah (Gallus gallus gallus) melalui sistem penangkaran
2. Mengetahui kendala-kendala apa saja yang dialami dalam melakukan pengembangan dan pelestarian Gallus gallus gallus ini sehingga bisa menjadi pengalaman untuk budidaya yang lebih baik di masa mendatang
 
 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

 Ayam hutan (Gallus sp) merupakan nama umum untuk jenis-jenis ayam liar yang hidup di hutan. Dalam bahasa jawa disebut ayam alas, bahasa madura (Ajem alas) dan dalam bahasa Inggris disebut junglefowl. Semua istilah tersebut merujuk ada pada habitat dan sifat hidupnya yang liar. Di dunia saat ini terdapat 4 jenis ayam hutan yaitu; ayam hutan merah (Gallus gallus), ayam hutan Srilangka (Gallus lafayetii), ayam hutan kelabu (Gallus sonneratii) dan ayam hutan hijau (Galus varius). Di Indonesia sendiri terdapat dua spesies ayam hutan yaitu spesies Gallus gallus dan spesies Gallus varius. Perbedaan dua spesies ini terdapat pada kondisi habitatnya. Gallus gallus lebih menyukai habitat yang tertutup sedangkan Gallus varius lebih menyukai habitat yang terbuka dan berbukit-bukit. (Widnyana, 2010).
Ayam hutan merah (Gallus gallus) memiliki penyebaran yang cukup luas di dunia. Penyebarannya berada pada kawasan hutan tropis dan dataran rendah dimulai dari India, Bangladesh, China, Vietnam, Myanmar  Malaysia hingga Indonesia. Ada 5 sub spesies ayam hutan merah, dua diantaranya terdapat di Indonesia, yakni Gallus gallus gallus di Sumatera dan Sulawesi, dan Gallus gallus bankiva di Jawa dan Madura, sedangkan Gallus gallus murghi terdapat di India dan Bangladesh., Gallus gallus spadiceus di Myanmar dan Vietnam dan Gallus gallus jaboullei di China Selatan serta pulau Hainan. Istilah Gallus gallus gallus Sumatera terkadang lebih umum disingkatkan dengan Gallus gallus (Anonimus, 2009). Selain memiliki spesies Gallus gallus, di Indonesia sebenarnya juga terdapat jenis ayam hutan lainnya dari spesies Gallus varius (ayam hutan hijau) yang terdistribusi di Pulau Jawa, Bali, Lombok, Flores, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. (Alamendah, 2009). Notosusanto (2008) menyebutkan untuk ayam hutan merah dari jawa selain Gallus gallus bankiva juga dikenal dengan istilah Gallus gallus javanicus.
    
   
Gambar 1. Beberapa spesies ayam hutan jantan (Gallus sp). 1. Gallus gallus (kanan atas). 2. Gallus lafayettii (kiri atas). 3. Gallus varius (kanan bawah) 4. Gallus sonneratii (kiri bawah) (Simamora, 2008)

Ayam hutan merah (Gallus gallus gallus) memiliki klasifikasi secara lengkap sebagai berikut ini:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Galliformes
Famili              : Phasianidae
Genus              : Gallus (Brisson,1766)
Spesies            : Gallus gallus, Lin 1758 (Wikipedia, 2010)
Sub spesies      : Gallus gallus gallus              
Gallus gallus gallus jantan dan betina memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Jantan dengan betina berbeda bentuk tubuh, warna dan ukurannya (dimorfisme seksual,). Jantan memiliki bulu yang berwarna-warni dan indah (Gunawan, 2010). Jantan memiliki bulu dada berwarna hitam, jengger tunggal berukuran besar dan bergerigi yang berwarna merah (Bird Club, 2009). Menurut Rahayu (2000), Jumlah gerigi pada pial atau jengger 4-6 gigi yang berdiri tegak dan berkembang cukup bagus. Bulu leher panjang dan sempit, punggung dan sayap berwarna coklat. Mempunyai pial dua buah yang terletak di antara kedua belah tulang rahang bawah. Bulu ekor berjumlah 14 lembar (Bird Club, 2009). Dari sisi ukuran tubuh, Gallus gallus gallus jantan mencapai ukuran agak besar 70 cm. (SBW, 2009).
Gambar 2. Ayam hutan merah jantan
Gallus gallus gallus betina secara morfologi warnanya coklat suram, coretan hitam pada leher dan tengkuk, irisnya berwarna merah, paruh dengan warna tanduk, dan kaki abu-abu kebiruan (SBW, 2009). Dibandingkan jantan, warnanya terkesan monoton dan kusam. (Gunawan. 2010). Ayam hutan betina pada umumnya mempunyai jengger yang bervariasi, ada yang tidak tampak (sangat pendek) ada pula yang mencapai ukuran 10 mm. Sayap ayam betina bulunya berwarna merah kecoklatan dan lurik hitam. Cakarnya berwarna gelap (hitam kehijau-hijauan) dan telurnya berwarna coklat atau merah kekuning-kuningan tapi kadang-kadang ditemukan juga yang berwarna putih polos (Bird Club, 2009). Dari sisi ukuran tubuh, Gallus gallus gallus  betina berukuran 42 cm. (SBW, 2009).
Gambar 3. Ayam hutan merah betina
Dari sisi habitat ayam hutan  merah menyukai hutan yang tertutup pada ketinggian 1500 m dpl.  Baik di daerah yang kering ataupun di hutan lebat yang lembab. Sarangnya terletak di pohon-pohon (Bird Club, 2009).
Prilaku ayam hutan merah cukup unik. Ayam hutan merah hidup secara berkelompok dengan membentuk suatu kumpulan yang paling besar diantara kerabatnya. (Bird Club, 2009). Satu kelompok terdiri atas satu ayam jantan yang dikelilingi oleh ayam betina (Widnyana, 2010). Tingkah laku jantan sangat dominan dalam melindungi betina dan anak-anaknya dari gangguan luar seperti predator dan pemburu serta gangguan lainnya (Rahayu). Pejantan yang kuat dapat menguasai tiga sampai lima ekor betina.  Adapun pejantan muda hidup menyendiri (soliter) atau membentuk kelompok kecil tersendiri sampai tiga ekor betina. Selain itu, mempunyai kemampuan untuk melakukan pergantian bulu. Pergantian bulu dilakukan pada bulan Juni sampai September, dan mulai tumbuh kira-kira pada awal tahun. (Bird Club, 2009).
Ayam hutan memiliki kebiasaan tidur diatas ranting perdu atau semak, dan tidak terlalu jauh diatas tanah serta mengerami telurnya hingga menetas disana. Anak-anak ayam hutan diasuh oleh betinanya. Tidak seperti ayam peliharaan, ayam hutan memiliki kemampuan terbang yang lebih bagus setelah meninggalkan sarang tempatnya menetas (Widnyana, 2010)
Ayam hutan merah ( Gallus gallus gallus ) merupakan burung pemakan segalanya (Omnivora). Jenis makanan yang dimakan biasanya adalah pucuk-pucuk rumput, biji-bijian, dedaunan, serangga, larva, cacing dan berbagai hewan kecil yang ditemukannya.. Umumnya makanan yang dimakan adalah makanan segar yang tidak mengandung lemak. Dalam pemeliharaan, makanannya dapat berupa pelet, biji-bijian, hijauan, grit (pasir) dan makanan tambahan lainnya (Bird Club, 2009 cit Waluyo, 1984).
Menurut Rahayu, biji-bijian merupakan sumber energi bagi ayam hutan merah. Serangga, larva, cacing dan hewan kecil lainnya sebagai sumber protein. Sedangkan dedaunan, buah, akar dan umbi-umbi sebagai gizi pelengkap.
Di Indonesia terdapat dua sub spesies dari ayam hutan (Gallus gallus) yaitu; Gallus gallus gallus dan Gallus gallus bankiva. Gallus gallus gallus memiliki ciri-ciri bobot ayam jantan dewasa 0,9 – 1,2 kg sedangkan bobot ayam betinanya 0,7 – 0,8 kg. Pada saat musim kawin, produksi telurnya 5-7 butir per musim. Adapun Gallus gallus bankiva bobot ayam jantannya 0,7 kg dan betina 0,4 kg. Produksi telur sama dengan Gallus gallus gallus yaitu 5-7 butir per musim. Telur berwarna kuning pucat kemerahan. (SBW, 2009).
Kedua sub spesies tersebut dianggap merupakan nenek moyang ayam buras yang sudah didomestikasi dan dibudidayakan pada masa sekarang (Anonimus, 2009). Sedangkan nenek moyam ayam bekisar merupakan hasil persilangan ayam hutan merah dan ayam hutan hijau (Widnyana, 2010).
Konsep persilangan merupakan salah satu bentuk pelestarian yang dilakukan manusia melalui konsep domestikasi. Konsep domestikasi terhadap ayam hutan sudah berkembang sangat lama. Hasil penelitian DNA molekuler menemukan bahwa ayam domestikasi berasal dari satu moyang (monophletic) yaitu spesies ayam hutan (Gallus gallus). Ayam hutan merah sendiri dianggap berada dalam lingkaran besar ayam domestikasi di masa lalu. Posisi Indonesia juga disebutkan sebagai salah satu dari tiga wilayah dunia yang menjadi pusat domestikasi di masa lalu bersama dengan China dan India. Hasil pembuatan filogeninya menyatakan bahwa rumpun ayam dunia terbagi atas tujuh clade yaitu; clade I, clade II, clade IIIa, clade IIIb, clade IIIc, clade IIId dan clade IV. (Ant, 2008).

 BAB III. PELESTARIAN DENGAN KONSEP PENANGKARAN


Kondisi populasi ayam hutan merah (Gallus gallus gallus) sudah terus mengalami penurunan sebagai akibat habitatnya yang terus menyempit, perburuan dan penangkapan secara liar di alam. Pelestarian sangat diperlukan, agar sumber plasma nutfah ini tidak hilang ke depannya. Selain juga, keberadaan  ayam ini sebagai sumber genetik untuk dapat memproduksi ayam bekisar yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Pelestarian diharapkan tidak hanya sekedar melestarikan semata tapi dapat juga dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pelestarian ayam hutan adalah pelaksanaan dan pengelolaan dan upaya mempertahankan populasi di alam maupun dalam keadaan terkurung (Prijono, 2008).
Konsep pelestarian alam di Indonesia difokuskan pada tiga aspek utama yaitu; perlindungan proses ekologi sebagai pendukung kehidupan, pengawetan keragaman genetika dan pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam. Walaupun status ayam hutan merah saat ini belum dimasukkan ke dalam status yang harus dilindungi dalam PP No 7 tahun 1999 dan SK Dirjen PHKA yang masih menempatkan pada hewan non appendik, tapi posisinya sebagai sumber plasma nutfah dan satwa liar membutuhkan perlindungan dan pelestarian secepatnya di sela-sela semakin tinggi ancaman populasi ayam hutan di dunia. (Bird club, 2009).
Menurut Alikodra (1990) konservasi satwa liar, sebagai bagian dari konservasi sumberdaya alam secara umum, merupakan kegiatan yang meliputi perlindungan, pengawetan, rehabilitasi, introduksi, pelestarian, pemanfaatan dan pengembangan satwa liar. Tujuan konservasi satwa liar adalah terjaminnya kelangsungan hidup satwa liar dan terjaminnya kebutuhan masyarakat untuk memanfaatkannya baik langsung maupun tidak langsung berdasarkan prinsip kelestariannya.  Pola konservasi satwa liar di Indonesia mengikuti strategi konservasi dunia, yaitu tidak saja bertujuan untuk melestarikan spesies-spesies yang ada tetapi juga berusaha untuk memanfaatkannya bagi kesejahteraan manusia secara lestari. Dalam pelaksanaannya, konservasi satwa liar diselenggarakan baik di habitat alamnya (in situ) maupun di luar habitat alamnya (ex situ) dengan cara penangkaran. Konservasi secara in situ biasanya dilakukan di beberapa Taman Nasional yang ada di Indonesia. Taman Nasional Baluran Purwo Ijen NP di Jawa Timur memasukkan ayam hutan dalam daftar satwa liarnya sebagai satwa liar yang unik dan dilindungi di dalamnya.
Pelestarian secara ex situ terhadap ayam hutan merah saat ini, antara lain dilakukan di Kebun Binatang, Taman Safari, Taman Burung (Taman Mini Indonesia Indah). Agar tujuan konservasi selalu dapat terwujud maka perlu dilaksanakan suatu sistem pelestarian yang melibatkan peran serta masyarakat. Untuk melibatkan masyarakat pengguna menjadi pelaksana pelestarian maka harus dikembangkan konsep bahwa pemanfaatan satwa ayam hutan memerlukan pelestarian yang dilakukan untuk pemanfaatannya. Salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk maksud tersebut  adalah melalui pengembangan di areal penangkaran dengan konsep budidaya ayam bekisar.
Melakukan pemeliharaan ayam hutan merah di areal penangkaran tidaklah mudah. Sifatnya yang sangat liar membutuhkan kehati-hatian dalam melakukan pemeliharaan. Penjinakkan akan banyak menemui kendala. Proses penjinakkan tetap sangat diperlukan agar penanganan di areal penangkaran menjadi lebih mudah. Diakui, kasus di lapangan, banyak ayam jantan yang mengalami stress berat yang berkepanjangan di areal penangkaran dan tidak jarang berakhir dengan kematian. Kematian umumnya disebabkan kelabakan di dalam kandang hingga mengakibatkan luka-luka di kepala sehingga mengalami infeksi dan mati. Atau bisa juga disebabkan stress berat yang mengakibatkan tidak mau makan dan mati. (Bird Club, 2009).
Hasil penelitian Nurdiani (1996, cit Bird Club 2009)) selama 90 hari terhadap lima pasang ayam hutan menunjukkan bahwa ayam hutan yang dipelihara di dalam kandang tidak pernah melakukan perkawinan walaupun telah disekandangkan bersama setelah enam bulan.  Hal ini terjadi diduga karena ayam hutan tersebut masih mengalami cekaman/stress karena pengandangannya sehingga menurunkan fungsi sistem reproduksinya.
Penangkaran ayam hutan dan mengembangkan populasinya tidak cukup mudah walaupun ayam hutan yang dipelihara sudah cukup jinak. Ayam hutan adalah salah satu satwa liar yang mungkin dapat dibudidayakan akan tetapi sukarnya ayam hutan dalam berkembang biak merupakan salah satu masalah yang akan dihadapi jika akan dibudidayakan.
Pada prinsipnya penjinakkan ayam hutan baik jantan maupun betina memerlukan proses yang lama dan memerlukan kesabaran dan ketekunan. Upaya menghindari luka saat kelabakan dapat dilakukan dengan membuat kandang yang terbuat dari anyaman daun kelapa yang diperkuat dengan jepitan bambu atau dengan merentangkan kain atau goni bekas di bagian atas dalam kandang agar saat kelabakan tidak mengenai kurungan. Kemudian kandang ditutup dengan kain dan secara bertahap dibuka sedikit demi sedikit. Kandang sebaiknya di tempatkan pada tempat yang sering dilalui orang agar terbiasa dengan keadaan yang ramai. Untuk mengurangi stress, ayam harus dimandikan dua minggu sekali dengan menggunakan semprotan air terutama di musim kemarau. (Bird Club, 2009).
Cara efektif lainnya untuk kemungkinan berhasil lebih tinggi adalah dengan menetaskan telur ayam hutan yang dititipkan pada ayam kampung betina yang sedang mengeram dan setelah menetas dipelihara bersama dengan anak ayam kampung lainnya. Dengan cara ini, proses penjinakkan akan lebih mudah dan anak ayam hutan akan lebih mengenal dan terbiasa dengan ayam kampung lainnya sehingga pada waktu dewasa ayam hutan jantan akan lebih mudah untuk dijodohkan dengan ayam kampung betina. (Bird Club, 2009).
Penangkaran ayam hutan adalah salah satu cara terbaik untuk tetap dapat mempertahankan populasi ayam hutan merah di alam. Ancaman populasi yang kuat di alam bisa diatasi melalui konsep penangkaran. Tidak hanya melakukan pelestarian sumber plasma  nutfah di penangkaran, konsep pelestarian juga dapat dilakukan sebagian melalui pembentukan ayam bekisar yang dikembangkan konsep persilangan dengan ayam kampung. Untuk proses penangkaran akan lebih mudah dilakukan dengan jalan penetasan dan pembesaran bersama ayam kampung.  Apabila diperoleh beberapa ekor anak jantan dan betina hasil penetasan dan pembesaran, ini dapat dijadikan sebagai stok awal dalam memperbanyak populasi ayam hutan yang ada tersebut. (Bird Club, 2009).
Kesukaran dalam perkembangbiakan ayam hutan nampaknya dapat diatasi jika ayam huatan dipelihara dengan tidak dikandangkan yaitu di dalam lingkungan yang mirip dengan habitat aslinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayam hutan yang dipelihara di dalam kubah Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah  (TMII) dapat berkembangbiak sepanjang tahun dan bahkan tidak mengenal musim kawin seperti ayam hutan di habitat alamnya yang berlangsung sekitar bulan Juli dan Nopember. Dengan tempat hidup yang memiliki lingkungan yang nyaman sepanjang tahun dan menjamin ketersediaan bahan pangan yang cukup, nampaknya dapat meningkatkan perkembangbiakan ayam hutan.
Gambar .4. Kubah taman burung sebagai area penangkaran ayam hutan merah

Konsep persilangan membentuk ayam bekisar juga sangat diperlukan. Persilangan antara ayam hutan merah (Gallus gallus gallus ) dengan ayam hutan hijau (Gallus varius) atau dengan ayam kampus (Gallus gallus domesticus) akan membentuk ayam bekisar. Permintaan ayam Bekisar di masa mendatang diduga akan semakin meningkat yang akan diiringi meningkatnya eksploitasi terhadap ayam hutan.
Keadaan ini dan juga perusakan hutan yang merupakan habitat ayam hutan yang sangat cepat berpotensi menyebabkan punahnya ayam hutan, oleh karena itu upaya pelestarian perlu untuk dilakukan. Selain mengembangkan konsep penangkaran untuk pemeliharaan sumber plasma nutfahnya, dapat juga dilakukan melalui budidaya pembentukan ayam bekisar. Dengan adanya konsep pembentukan ayam bekisar maka perburuan dan ancaman ayam hutan di alam bisa diminimalisir sehingga populasinya bisa dipertahankan di alam.
Gambar 5. Ayam bekisar
            Kelebihan ayam hutan merah dibandingkan ayam domestikasi adalah ayam hutan mempunyai kemampuan terbang yang jauh lebih baik dibandingkan ayam domestikasi. Kemampuan bertarung dan penyelamatan diri jauh lebih baik dibandingkan ayam domestikasi (Rahayu, 2000). Daya tahan tubuh dan kelincahan, gen ayam hutan juga jauh lebih baik daripada ayam domestikasi. (Ivandelta, 2009)
 
 BAB IV. KESIMPULAN

 Ayam hutan merah (Gallus gallus gallus) merupakan satwa liar dan sumber plasma nutfah yang harus dilindungi dan dilestarikan di alam. Kerusakan habitat hutan, perburuan dan penangkapan liar telah mengakibatkan terjadinya penurunan populasi ayam hutan merah di alam. Oleh karena itu, usaha pelestarian perlu dilakukan. Pelestarian secara in situ dapat dilakukan di habitat asli langsung sedangkan pelestarian secara ek situ dilakukan melalui penangkaran dengan target ke depannya adalah melestarikan sumber plasma nutfah dan pembentukan ayam bekisar. Salah satu konsep penangkaran untuk melestarikan sumber plasma nutfah yang bagus adalah dengan menggunakan kubah taman burung seperti yang dilakukan di Taman Mini Indonesia Indah. Sedangkan konsep pembentukan ayam bekisar yaitu dengan cara menyilangkan dengan ayam domestikasi.

 DAFTAR PUSTAKA


Agung. 2004. Nyaris Tak Terdengar Lagi Kokok Ayam Hutan. Harian Suara Merdeka. Jakarta
Alamendah.2010. Ayam Hutan Merah Nenek Moyang Ayam. Http//.www.alamendah’sblog.com
Alikodra, H. S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Jilid I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas-Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Anonimus. Jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999. Jakarta
Anonimus.2010. Ayam Bekisar. Http//www.infogue.com
ANT.2008. Ayam Hutan Merah Nenek Moyang Ayam. Harian Kompas 23 Januari 2011.
Bird Club.2009. Pelestarian ayam hutan melalui pembentukan ayam bekisar untuk ternak kesayangan- Bagian-2. Http//.www.omkicau.com
Dirjen PHKA.2008. Kuota Pengambilan Tumbuhan Alam dan Penangkapan Satwa Liar yang tidak termasuk APPENDIX CITES untuk periode 2008. Jakarta
Ivandelta. 2009.Persilangan Ayam Hutan dan Ayam Bangkok. Paguyuban Penggemar Ayam Jago Indonesia (PAPAJI).
Lyavita.2010.Proposal Konservasi Ayam Hutan. Http//.www.lyavita.blogspot.com
Notosusanto.2008. Studi Literatur: Karakter Ukuran Tubuh Ayam Kampung. UNAND Padang
Prijono,dkk.2008. Pelestarian Ayam Hutan Hijau (Gallus varius) in situ dan ex situ. Bidang Zoologi. Puslit-Biologi LIPI.Bogor
Rahayu, I. 2000. Karakteristik dan Tingkah Laku Ayam Hutan Merah (Gallus gallus spadiceus) di dalam kurungan. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
SBW.2009. Ayam Hutan Merah (Gallus gallus).Http//.www.bioundip.ac.id
Simamora, Jonathan.2010. Empat Jenis Ayam Hutan Langka di Dunia. Http//.www.terselubung.blogspot.com
Tanjung, Masitta.2003. Regulasi Hormon Terhadap Ekspresi Gen Pada Ayam Hutan  (Gallus sp). FMIPA USU. Medan
Wikipedia.2010. Ayam Hutan Merah Http//www.wikipedia.com
Windyana,Surya. Ayam Hutan.Http//.www.anakbali.blogspot.com









TUGAS BEST PRACTICE PPG DALJAB UMM Malang : Bernalar Kritis Fase E

  Peningkatan daya nalar kritis peserta didik Fase E melalui model pembelajaran Project Based Learning di MAS Diniyyah Muarabungo Jambi O...