FEATURE/ESSAY FINALIS GTK MADRASAH BERPRESTASI 2021

 

Lewat Biologi, Reformasi Madrasahku Mulai

 

Oleh. Sunandar,S.Si (Kepala MAS Diniyyah Muarabungo)

"Juara 3 Kepala MA Berprestasi Kemenag RI Tahun 2021"

 

“Sudahlah  pak , tak usah terlalu serius . Jalani saja apa adanya !”.

Kalimat itu masih terngiang di benakku. Tepat 13 tahun silam diungkapkan para guru senior saat rapat kerja tahunan majelis guru MTs dan MA Pondok Pesantren Diniyyah Muarabungo tahun pelajaran 2008/2009.  Aku yang kala itu baru mengabdi dua tahun, tak bisa berkomentar banyak menyikapi kata-kata menohok mereka dalam merespon usulanku terkait ide memasukan program pembelajaran penguatan sains MAS Diniyyah Muarabungo, tempat aku mengajar. Ide ini sebenarnya kusampaikan demi meningkatkan kualitas para santri (siswa mondok) agar mampu bersaing dengan sekolah-sekolah umum ke depannya. Santri tidak lagi hanya fokus pada pembelajaran keagamaan pondok semata tetapi juga mampu menyeimbangkan dengan pengetahuan sains sebagai keilmuan modern. Para guru senior yang mayoritas berlatar belakang lulusan pesantren, merasa usulanku tidak begitu penting dan mereka beranggapan hanya akan menambah beban berat belajar para santri yang telah difokuskan mendalami ilmu agama selama ini. Respon senada juga diungkapkan Kepala MAS Diniyyah Muarabungo Bapak. H Ahmad Thamrin kala itu.

“ Kita cukuplah mengajarkan sains itu sebatas di kelas saja. Anak-anak kita tak akan mampu bersaing dengan SMA-SMA favorit di luar sana, biarlah fokus pada ilmu agama semata”, tukasnya menengahiku.

Begitulah tantangan yang kujalani selama ini. Pergulatan perdebatan pemikiran yang tak mudah dilalui saat masih berstatus guru muda . Namun, aku bukanlah tipe yang mudah menyerah dengan tekanan lingkungan, berbagai rencana dan aksi tetap aku susun perlahan-lahan selama enam tahun agar kelak bisa mereformasi kurikulum madrasah ini pada waktunya. Sampai akhirnya aku sukses mendapatkan kepercayaan Ibunda Ketua Yayasan Ummi Hj. Rosmaini pada tahun 2015, tepatnya saat aku dilantiknya menjadi Kepala MAS Diniyyah Muarabungo sampai sekarang.

Namaku Sunandar. Aku adalah seorang guru Biologi di MAS Diniyyah Pondok Pesantren Diniyyah Muarabungo. Aku lulusan program Sarjana Biologi FMIPA Universitas Andalas Padang. Mulai bekerja disini pada pertengahan tahun 2007 lalu, saat itu aku sudah bertekad ingin membawa para siswaku kelak dikenal ke dunia luar Provinsi Jambi. Mereka meraih berbagai prestasi bergengsi dan menembus kuliah di kampus-kampus favorit di Pulau Sumatera dan Jawa. Bermodal latar belakang sarjana lulusan kampus terfavorit Pulau Sumatera dan sekolah unggulan Sumatera Barat, SMAN 1 Padang Panjang, menjadikan aku termotivasi  percaya diri dan peduli untuk bekerja keras mendidik para santri daerahku, agar kelak lebih dikenal di dunia luar.

Tentu saja semua rencana yang kususun berjalan taklah mudah. Selain tantangan perdebatan para guru senior, ada juga keterbatasan fasilitas sarana prasarana dalam pengembangan proses pembelajaran sains di madrasahku. Beruntung, semasa kuliah aku termasuk salah satu bintang aktifis FMIPA Universitas Andalas yang aktif berbagai kegiatan organisasi dan kepanitian sehingga punya pengalaman leadership (kepemimpinan) dalam membangun komunikasi dengan berbagai pihak tekait. Segala tantangan itu akhirnya bisa dijalani dengan baik dan penuh ketenangan.

Sedari awal, menjalankan ide pembaruan mereformasi kurikulum madrasah di tempat  aku bekerja  tidaklah mudah. Meski usia madrasahku sudah mencapai 25 tahun, masih terlalu banyak menyimpan permasalahan sehingga menyulitkan untuk memulai berkreasi dan berinovasi. Aku sadar, usia tua tidak memberikan jaminan kemajuan. Sejak awal bekerja disini,  aku sudah melihat tak ada tanda-tanda kemajuan yang berarti berupa peningkatan jumlah santri baru setiap tahunnya dari berbagai program lama yang terus dipertahankan. Jumlah keseluruhan santri MAS Diniyyah masih tetap saja hanya berkisar sekitar 30 sampai 40-an saja, setiap level angkatan sebanyak 10 sampai 18 orang saja. Belum lagi kondisi mayoritas para guru senior lebih banyak berpikir stagnan dan mudah merasa puas dengan apa yang telah ada serta lebih memilih zona nyaman tanpa kreasi dan inovasi. Oleh karena itu, keberanian, kesabaran dan ketenangan sangatlah aku butuhkan membawa misi ide pembaruan agar kelak bisa mereformasi kurikulum madrasah ini ke depan. Meskipun waktu itu akan sangat lama, aku merasa setiap proses tekun yang kulewati tidak akan pernah mengkhianati hasil perjuangan. Sikap sinis dan pesimis para guru senior atas ideku, selalu aku balas dengan aksi semangat membina, meskipun tanpa dibayar honor tambahan dari madrasah atau yayasan.

Tahun 2009 adalah tahun pertama kali aku memulai perencanaan ide pembaruan. Memulainya dengan penguatan mottoku, ” Lewat Biologi, Reformasi Madrasahku Mulai”. Meski menyadari akan sulitnya melakukan pengembangan program sains pada kurikulum MAS Pesantren Diniyyah, hal itu tetap tak menjadikan aku patah arang. Aku memilih memulai dengan membentuk kelompok studi Biologi di luar jam sekolah. Kebetulan para santri lebih banyak menetap di asrama pesantren, sehingga sedikit memudahkanku memulai pembinaan kapanpun sepulang sekolah. Pembuatan kelompok ini bertujuan agar terhimpun proses pembinaan secara intensif pelajaran biologi kepada para santri untuk dipersiapkan kelak mengikuti ajang bergengsi olimpiade dan karya ilmiah Biologi. Diperkirakan sebanyak 20 santri MA bergabung dalam kelompok studi ini. Pembinaan kelompok ini dimulai dari pukul 14.30 sampai pukul 17.00 WIB, diselingi istirahat saat sholat Ashar. Bentuk pembinaan diantaranya; pendalaman materi, praktikum dan pengamatan lapangan. Meskipun belum adanya labor IPA tidaklah membuat aku berputus asa. Aku memilih menciptakan beberapa peralatan sederhana penunjang media pembelajaran. Beberapa alat praktikum penting seperti mikroskop, kuatasi dengan meminjam ke sekolah negeri lewat jaringan pertemanan yang ku miliki.

Tidak hanya mengandalkan pengajaran Biologi saja, aku juga rutin membangun relasi dengan pemerintah, mulai Kementerian Agama kabupaten, Dinas Pendidikan kabupaten dan kampus-kampus favorit di Sumatera Barat dan Jambi agar mendapatkan kesempatan dilibatkan dalam perlombaan. Relasi kampus ini kudapatkan melalui jaringan pertemanan almamater kampusku dan pemanfaatan media sosial Friendster dan Facebook. Beberapa perlombaan Biologi penting yang aku pantau jadi acuan pembinaan kelompok studi adalah Olimpiade Sains Nasional (OSN), Lomba Biologi dan Karya Tulis Ilmiah (LOBI &LKTI) Universitas Andalas dan Olimpiade Biologi UIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi.

Segala proses pembinaan dan membangun relasi itu aku lakukan secara mandiri di luar jadwal pembelajaran madrasah. Meskipun semuanya sendiri, tetapi Bapak Ahmad Tamrin dan para guru senior ternyata secara diam-diam tetap memantau perkembangan yang kulakukan. Walau nada-nada sinis masih tetap terdengar di telinga, tapi aku tak peduli karena yakin kelak mereka akan menyadari bahwa semua yang kulakukan akan pembawa perubahan besar bagi kemajuan MAS Diniyyah suatu saat nanti.

 Tahun 2010, adalah tahun pertama aku memulai mengikutsertakan para santri binaanku pada ajang Olimpiade Sains Nasional tingkat kabupaten. Aku memohon izin kepada Bapak Ahmad Tamrin selaku Kepala MAS Diniyyah agar berkenan mengizinkan para santri mengikuti kompetisi ini. Awalnya beliau pesimis, setelah melihat kuatnya tekadku akhirnya memberikan izin juga mengikuti lomba ini. Dan Alhamdulillah, olimpiade perdana ini mendapatkan hasil yang positif. Santri kelas X MAS Diniyyah atas nama Adityo, sukses meraih juara 3 Olimpiade Biologi OSN tingkat Kabupaten Bungo. Raut kebahagian terpancar di wajah Bapak Ahmad Thamrin sehingga memberikan respon khusus ucapan selamat atas prestasi yang diraih para santri dkelompok studi Biologi yang aku bentuk. Beliau berjanji selanjutnya akan memberikan izin setiap perlombaan yang ingin aku ikuti.

Tetapi suara-suara sumbang bernada sinis masih tetap saja terdengar dari segelintir para guru senior, “ Ah, itu hanya kebetulan saja”, ujarnya bercerita pada orang-orang. Aku juga tidak terlalu ambil pusing dengan komentar sinis mereka, sedari awal mereka memang tidak pernah mendukung. Bagiku biarlah waktu kelak yang menjawabnya karena ini hanyalah kesuksesan langkah pertama rencana ide pembaruanku.

Setelah sukses meraih juara perdana, selanjutnya para santri kembali aku bina intensif mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Biologi tingkat SLTA se- Sumatera di Universitas Andalas Padang tahun 2010. Berbekal jaringan almamater, akhirnya madrasahku diundang mengikuti perlombaan ini. Satu bulan lamanya aku mendampingi mereka, mengajar cara meneliti dan menulis karya ilmiah. Alhamdulillah, hasilnya kembali meraih prestasi yang berbuah manis. Dua karya ilmiah santri MAS Diniyyah Muarabungo atas nama Joko Susilo dan Elfia Nora, sukses menembus babak finalis LKTI Biologi Universitas Andalas tersebut. Meskipun dalam babak final belum beruntung menjadi juara,  aku tetap bangga dan bahagia melihat keberanian mereka mempresentasikan karya ilmiah dihadapan para guru besar Jurusan Biologi Universitas Andalas yang bertindak selaku dewan juri kala itu. Selain itu mereka mampu memperkenalkan diri sebagai seorang santri MA Pondok Pesantren Diniyyah Muarabungo. Rasa haru dan banggaku pada mereka karena mampu unjuk diri dihadapan kalangan akademisi kampus terbaik Pulau Sumatera ini.

Sejak meraih dua prestasi terbaik tahun 2010, para santriku makin bersemangat menorehkan ragam prestasi Biologi pada tahun selanjutnya. Diantaranya; juara 1 Olimpiade Biologi OSN tk SLTA se-Kabupaten Bungo, Juara 1 Kingdom Games Biologi dan Juara 3 Olimpiade Biologi tingkat SLTA se-Provinsi Jambi yang diadakan UIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi.  Keberhasilan-keberhasilan ini akhirnya mampu membuka mata Ibunda Ketua Yayasan Ummi Hj Rosmaini dan Direktur Pendidikan Bapak H Muhammad Hafizh. Mereka menyadari ternyata para santri MA Diniyyah telah mampu bersaing dengan sekolah-sekolah umum favorit di luar sana. Oleh karena itu, pengurus yayasan membuat terobosan baru pada tahun pelajaran 2011/2012 dengan merekomendasikan pengembangan MAS Diniyyah selanjutnya kepada Bapak Ahmad Thamrin untuk membuka program peminatan IPA dan pengadaan labor Biologi MAS Diniyyah Muarabungo. Sekali lagi, aku mengucapkan rasa syukur atas rekomendasi tersebut sebagai tanda ide-ide langkah pembaruanku secara perlahan telah berjalan dengan lancar. Aku bertekad akan terus lebih meningkatkan kualitas para santriku di bidang sains, khususnya Biologi sebagai bidang ajar yang diampu.

Berkah dari capaian kesuksesan para santri binaanku dan rekomendasi Ibunda Ketua Yayasan ini,  pada tahun pelajaran 2011/2012 terjadi peningkatan jumlah santri baru MAS Diniyyah dari tahun-tahun sebelumnya orang. Total santri MAS Diniyyah Muarabungo meningkat menjadi 112 siswa. Kenaikan melebih 100 persen daripada tahun-tahun sebelumnya.

Sejak prestasi Biologi, aku semakin dikenal Ibunda Ketua Yayasan dan Direktur Pendidikan. Aku juga sering mendapatkan informasi dari bisikan kawan-kawan, ternyata namaku sering disebut-sebut pada rapat pengurus yayasan. Dampaknya ternyata sebuah kebijakan rencana baru dari pengurus yayasan muncul. Ibunda Ketua Yayasan mengeluarkan keputusan menunjuk aku untuk menjadi kepala sekolah baru yang hendak dirintis tahun pelajaran baru 2011/2012 ini, yaitu SMP IT Diniyyah Muarabungo, unit pendidikan baru yang sudah lama direncanakan yayasan tapi selalu gagal berdiri karena tidak adanya siswa baru yang minat mendaftar.

Aku kaget dan bercampur sedih. Kaget, merasa terlalu cepat diberikan kepercayaan menjadi kepala sekolah, dan sedih bakal meninggalkan para santri MAS Diniyyah yang telah ku habiskan dedikasi membina mereka selama ini. Aku tak tahu, rencana apa dibalik semua ini. Tetapi aku tak bisa menolak. Akhirnya aku bertekad satu-satunya solusi hanya akan mengemban tugas ini sebaik mungkin, agar tidak mengecewakan kepercayaan pengurus yayasan. Hanya saja, masih sangat disayangkan tak ada lagi yang mampu melanjutkan proses pembinaan kelompok studi yang aku bentuk di MAS Diniyyah. Terbukti, setelah setahun kepindahanku menjabat Kepala SMP IT Diniyyah Muarabungo, kelompok studi tersebut menjadi vakum dan bubar. sebab tak ada lagi para santri yang berminat bergabung. Respon para santri yang pernah aku bina menjadi sedih. Semua yang pernah aku rencanakan untuk ide pembaruan kurikulum MAS Diniyyah juga telah menjadi gagal.

Alhamdulillah  !  SMP IT Diniyyah Muarabungo dibawah kepemimpinanku akhirnya sukses berdiri mendapatkan siswa baru sebanyak 18 orang. Meskipun tak begitu banyak tetapi ini masih lebih baik dari capaian tahun sebelumnya yang tak pernah mendapatkan satu murid pun. Ini adalah awal yang cukup bagus bagiku. Pada tahun-tahun berikutnya, peningkatan jumlah siswa baru SMP IT terus mengalami kenaikan. Tepatnya pada pertengan tahun 2015 setelah 4 tahun berjalan sudah mencapai sebanyak 100 orang. Berbagai raihan prestasi mulai berskala kabupaten hingga nasional  juga berhasil ditorehkan sekolah yang aku pimpin. Diantaranya; juara 1 LKTI Biologi Universitas Andalas tingkat SLTP se-Indonesia, juara 2 Olimpiade IPA Xaverius Jambi tingkat Provinsi Jambi, juara 3 OSN Biologi tingkat Kabupaten, Juara 1 O2SN Cabang pencak silat, dan Finalis Nasional Lomba Karya Jurnalistik Siswa Kemendikbud pada tahun 2014 dan 2015.

Keberhasilan 4 tahun mengemban amanah kepala SMP IT Diniyyah membuat aku semakin mendapatkan kepercayaan Ibunda Ketua Yayasan dan Direktur Pendidikan. Berbagai usulanku mudah diterima para pengurus yayasan. Sayangnya, capaian keberhasilan ini berkebalikan dengan mulainya kemunduran MAS Diniyyah Muarabungo selama 4 tahun sepeninggalku. Penurunan jumlah santri dan prestasi sangat drastis seperti pada kondisi masa awal dahulu.

Menurunnya jumlah santri MAS Diniyyah Muarabungo ini telah menyebabkan kepanikan para pengurus yayasan sehingga harus segera mengambil tindakan cepat. Tepatnya pada pertengahan  tahun 2015, aku kembali dipindahkan ke MAS Diniyyah dengan mengemban amanah baru menjadi Kepala MAS Diniyyah Muarabungo menggantikan Bapak Ahmad Thamrin. Sedangkan Kepala SMP IT Diniyyah Muarabungo diserahkan pada guru senior lainnya agar melanjutkan program yang telah aku susun selama ini. Tentu saja aku sangat bahagia dikembalikan ke MAS Diniyyah Muarabungo. Cita-cita ide pembaruanku menjadi hidup kembali. Masih banyak pekerjaan-pekerjaan pembaruan yang belum kuselesaikan kala itu. Dengan amanah menjadi kepala MAS Diniyyah justru menjadikan ide-ide pembaruan itu menjadi lebih mudah untuk dikembangkan. Kembalinya aku ke MAS Diniyyah Muarabungo bukan mentalitas sebagai guru muda pada masa awal dulu lagi tetapi guru berpengalaman menghadapi ragam tantangan pernah menjadi kepala sekolah sebelumnya.

Tepatnya pada tanggal 3 Juli tahun 2015 adalah masa awal aku menjabat Kepala MAS Diniyyah Muarabungo. Menyadari pekerjaan berat memulihkan kembali kepercayaan public, akhirny berbagai program ide pembaruan aku susun kembali. Dimulai tahap penyeleksian guru-guru profesional, pelatih-pelatih ekstrakurikuler berpengalaman serta program-program inovatif go-nasional dan internasional. Tidak ketinggalan program pembinaan karakter yang menjadi identitas santri, diantaranya; tahfizh dan kajian kitab. Beberapa program lain yang pernah aku kembangkan di SMP IT Diniyyah juga aku lanjutkan di MAS Diniyyah.

Alhamdulillah sejak tahun 2015 sampai sekarang, sebanyak 400-lebih prestasi santri berskala kabupaten, provinsi, nasional dan internasional akhirnya sukses dicapai para santri MAS Diniyyah Muarabungo yang aku pimpin. Diantaranya; medali perunggu internasional ajang Malaysia International Marching Virtual (MIMV), medali perunggu Basket Putri POSPENAS Kementerian Agama Republik Indonesia, juara umum Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat Kabupaten Bungo, juara 3 Biologi dan Matematika Kompetisi Sains Madrasah tingkat Provinsi Jambi, juara umum silat POSPEDA Provinsi Jambi, juara umum silat IPSI Kabupaten Bungo, juara umum Kemah Akbar Madrasah tingkat Kabupaten Bungo,  juara 1 Olimpiade Kimia ajang JE Goes to Singapore tk Provinsi Jambi, perwakilan Provinsi Jambi ajang Perkemahan Pramuka Santri Nasional (PPSN), dan masih banyak prestasi bergengsi lainnya yang diraih tapi akan sangat panjang jika dituliskan satu persatu pada tulisan ini.

Selain program peningkatan prestasi santri, pengembangan program rutin kepondokan Praktek Pengabdian Masyarakat (PPM) bagi santri kelas 12 MA juga aku lakukan. Jika selama ini PPM hanya dilaksanakan pada level kabupaten Bungo saja, aku mulai merambah pengembangan pengabdian pada level antar provinsi dan internasional demi menguatkan mentalitas para santri menjadi lebih matang secara internasional. Tentu saja ini tak terlepas dari penguatan komunikasi intensif dengan pengurus Yayasan dan pihak-pihak terkait. Persoalan biaya ditekan semurah mungkin melalui jaringan kerjasama dengan salah satu lembaga pendidikan Malaysia dan Thailand. Yaitu; Ma’had negeri Perak, Selangor dan Kedah Malaysia dan Ma’had negeri Narathiwat Thailand

Aku terharu ! Perjalanan panjang 12 tahun ide pembaruanku akhirnya sukses terlaksana. Kerja tanpa pamrih dan kelelahan-kelelahan membina akhirnya terbayar sudah seiring semakin dikenalnya para santriku ke dunia luar. Para alumni madrasah yang aku pimpin sudah semakin tersebar di kampus-kampus favorit di Pulau Sumatera dan Jawa. Bahkan beberapa diantaranya sukses menembus kampus Universitas Al Azhar Mesir dan Internasional Islamic University Pakistan. Di pulau Jawa mereka sukses kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Walisongo Semarang, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan UIN Sunan Ampel Surabaya, dan beberapa kampus lainnya. Mereka kuliah juga bukan hanya di jurusan-jurusan agama semata tetapi ada kuliah di Kedokteran Universitas Jambi,  Universitas Trisakti Jakarta, dan Universitas Malahayati Lampung

Aku sadar, pekerjaan ini masih belum selesai. Perjalanan kepemimpinanku di MAS Diniyyah sampai sekarang sudah berjalan 6 tahun. Masih banyak yang perlu terus aku kembangkan. Tetapi perjalanan ide pembaruanku sejauh ini sudah mengantarkanku pada rasa syukur yang tidak terkira sembari berharap terus berbenah membangun kualitas lebih baik di masa depan. Aku tak boleh terlena, malas berinovasi dan belajar ilmu-ilmu terbaru. Aku berupaya selalu aktif menguji terus keilmuan biologi dalam ragam kompetisi guru. Alhamdulillah pada tahun 2021 ini aku sukses meraih medali perunggu Biologi Olimpiade Guru Pembina Nasional (OGPN) Braindicator Indonesia dan juga meraih medali perak Olimpiade Biologi Pusat Olimpiade Seluruh Indonesia (POSI). Suati hal yang paling membanggakan lagi adalah aku terpilih masuk nominasi Grand Final GTK Madrasah Berprestasi Kementerian Agama Republik Indonesia pada kategori Kepala MA tahun 2021.

Segala prestasi ini kupersembahkan untuk para santriku yang tak kenal lelah berjuang mengejar impian. Kepedulianku padamu semoga kelak kalian semua para santri cerdas mampu memberikan kemajuan peradaban negeri ini. Guru Peduli Cerdaskan Anak Negeri !  (*)











Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENERIMAAN SANTRI BARU MA PP DINIYYAH AL AZHAR MUARA BUNGO-JAMBI

MENGEMBALIKAN KHITTAH SISTEM MADRASAH DI PESANTREN